Feminisme Liberal Dalam Novel Savage karya Diahayu Sn

photo author
- Senin, 22 April 2024 | 11:46 WIB
Feminisme Liberal Dalam Novel Savage karya Diahayu Sn (Wattpad Diah Ayu Sn)
Feminisme Liberal Dalam Novel Savage karya Diahayu Sn (Wattpad Diah Ayu Sn)

KLIKANGGARAN -- Feminisme Liberal adalah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual.

Dalam teori Mary wollstonecraft feminisme adalah kajian atau teori tentang Gerakan Perempuan, dimana seorang Perempuan berjuang mendapatkan hak-hak Wanita yang menuntut emansipasi atau keadilan hak seperti laki-laki.

Dalam buku yang ditulis oleh Mary wollstonecraft berjudul Vindication of Right of Woman yang membahas tentang feminisme. Menurutnya dalam buku tersebut gerakan emansipasi wanita adalah arti sesungguhnya dari feminisme.

Novel “savage” karya Diahayu Sn adalah novel tentang seorang tokoh Perempuan yang menuntut hak-hak yang sama seperti laki-laki. Gerakan Feminis yang dilakukan tokoh utama dalam novel ini cukup meyakinkan kita bahwa Perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata, dan Perempuan juga bebas untuk menentukan hidupnya.

Zetta Malik Bramasta tokoh utama dalam novel “Savage” Karya Diahayu menjadi satu-satunya Perempuan yang menjadi ketua geng Falconer yang anggotanya berisi laki-laki. Zetta memiliki pemikiran liar yang membuat dirinya selalu ingin bereksperimen, tidak merasa takut, dan berani jika harus berhadapan dengan laki-laki.

Zetta menentang adanya narkoba dan sexs bebas, ketika ada salah satu anggotanya yang menghamili Perempuan, Zetta akan menghukum orang tersebut walaupun dia laki-laki. Zetta memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan keberanian untuk melawan yang menurutnya salah.


Zetta memang berbeda dengan wanita pada umumnya, oleh karena itu orang tuanya selalu khawatir dan berniat untuk menjodohkannya di usia yang masih muda. Zetta menentang, menurutnya perempuan berhak menentukan hidupnya sendiri.

Menjadi ketua geng yang anggotanya laki-laki bukanlah hal salah, selama itu ada batasan. Bukan hanya laki-laki, Perempuan juga berhak untuk menjadi seorang pemimpin dalam kehidupan sosial.

Zetta tidak mau menjadi anak durhaka, ia menuruti kemauan orang tuanya untuk menjadi wanita pada umumnya yang berpenampilan anggun, tetapi menolak untuk dijodohkan karena dia punya jalan sendiri, apalagi untuk memilih hak yang sama dalam pernikahan.

Maka dari itu Perempuan bebas menentukan hidupnya sendiri. Laki-laki dan Perempuan adalah sama, yaitu sama-sama manusia. Adanya emansipasi, yaitu pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan Masyarakat.

Perempuan bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki, tapi belum tentu laki-laki bisa mengerjakan pekerjaan perempuan. Jadi tidak lagi menerima perbedaan derajat antara perempuan dan laki-laki.

Penulis: Herawati (Mahasiswa Universitas Pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X