KLIKANGGARAN -- Feminisme telah menjadi gerakan yang tak terelakkan dalam perjalanan sejarah peradaban manusia. Dalam konteks cerpen modern seperti ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’ karya Esty Pratiwi Lubarman, kita dapat melihat pandangan feminis yang kuat, yang bisa dipahami lebih dalam melalui lensa teori Marxis.
Cerita ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’ menyoroti perjuangan seorang wanita, Suri, yang berjuang untuk mendapatkan hak-haknya dalam sebuah rumah tangga yang penuh konflik.
Suri, dengan keberanian dan keteguhan, menantang norma sosial yang mengekangnya. Dalam hal ini, kita dapat melihat semangat feminisme yang kuat, di mana Suri menuntut kesetaraan dan martabatnya sebagai seorang wanita.
Teori Marxis menyoroti ketidaksetaraan kekuasaan dan eksploitasi kelas dalam masyarakat. Dalam konteks feminisme, teori ini memperluas pandangannya untuk mempertimbangkan ketidaksetaraan gender sebagai bagian dari struktur sosial yang lebih luas.
Dalam cerpen ini, kita melihat Suri sebagai bagian dari kelas pekerja yang dieksploitasi dan ditekan oleh struktur kekuasaan patriarki.
Suri, sebagai wanita pekerja yang ditindas, menjadi perwakilan dari kelas pekerja yang menderita dalam sistem kapitalis yang didominasi oleh laki-laki.
Dia menghadapi ketidakadilan di tempat kerja dan di rumah, menggambarkan perjuangan perempuan dalam melawan sistem yang menindas. Dengan demikian, perspektif feminis-Marxis menyoroti pentingnya memahami interseksi antara kelas dan gender dalam perjuangan pembebasan.
Melalui cerpen ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’, kita dapat melihat bagaimana feminisme dan teori Marxis saling terkait dalam memahami perjuangan perempuan.
Suri merupakan contoh nyata dari wanita yang berani menantang ketidakadilan dan menuntut kesetaraan, sambil juga menyoroti struktur kekuasaan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih dalam tentang teori Marxis, kita dapat lebih memahami dan mendukung gerakan feminis untuk mencapai kesetaraan yang lebih besar dalam masyarakat.
Nama : Nurwaheni Amalia
Artikel Terkait
Tsabita, Mahasiswa UI: Saya Bisa Kuliah karena PINTAR RAHARJA
Inspiratif! Juru Parkir Perempuan ini Sukses Menguliahkan Anaknya di UMP Hingga Menjadi Sarjana
Wonderful Rongkong Resmi Dibuka, IDP: Kegiatan Ini Menyatukan Kita Semua
Bikin Kejutan di Hari Kartini, KAI Daop 5 Purwokerto Berikan Apresiasi kepada Pelanggan Wanita
Warga Cilacap Ditemukan Tewas di Rumah Indekos, Apa Penyebab Kematiannya?
Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23, Begini Pernyataan Shin Tae Yong
Inilah Sosok Wilda Nurfadhilah, Pemain Bola Voli Berhijab Berhasil Sita Perhatian Pelatih Red Sparks Ko Hee Jin
Sinopsis Queen of Tears Episode 14: Perpisahan Hae In dan Hyun Woo yang Sangat Menyakitkan
Inilah Sosok Dio Novandra Wibawa, Pacar Megawati Hangestri Viral di Media Sosial, Siapa Sebenarnya?
Psikologi Kolektif Carl Gustav Jung dalam Novel Teluk Alaska Karya Eka Aryani