Feminisme dan Teori Marxis: Memahami Perjuangan Suri dalam Cerpen ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’ Karya Esty Pratiwi Lubarman

photo author
- Senin, 22 April 2024 | 11:35 WIB
Sebuah Ilustrasi (facebook.com)
Sebuah Ilustrasi (facebook.com)


KLIKANGGARAN -- Feminisme telah menjadi gerakan yang tak terelakkan dalam perjalanan sejarah peradaban manusia. Dalam konteks cerpen modern seperti ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’ karya Esty Pratiwi Lubarman, kita dapat melihat pandangan feminis yang kuat, yang bisa dipahami lebih dalam melalui lensa teori Marxis.

Cerita ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’ menyoroti perjuangan seorang wanita, Suri, yang berjuang untuk mendapatkan hak-haknya dalam sebuah rumah tangga yang penuh konflik.

Suri, dengan keberanian dan keteguhan, menantang norma sosial yang mengekangnya. Dalam hal ini, kita dapat melihat semangat feminisme yang kuat, di mana Suri menuntut kesetaraan dan martabatnya sebagai seorang wanita.

Teori Marxis menyoroti ketidaksetaraan kekuasaan dan eksploitasi kelas dalam masyarakat. Dalam konteks feminisme, teori ini memperluas pandangannya untuk mempertimbangkan ketidaksetaraan gender sebagai bagian dari struktur sosial yang lebih luas.

Dalam cerpen ini, kita melihat Suri sebagai bagian dari kelas pekerja yang dieksploitasi dan ditekan oleh struktur kekuasaan patriarki.

Suri, sebagai wanita pekerja yang ditindas, menjadi perwakilan dari kelas pekerja yang menderita dalam sistem kapitalis yang didominasi oleh laki-laki.

Dia menghadapi ketidakadilan di tempat kerja dan di rumah, menggambarkan perjuangan perempuan dalam melawan sistem yang menindas. Dengan demikian, perspektif feminis-Marxis menyoroti pentingnya memahami interseksi antara kelas dan gender dalam perjuangan pembebasan.

Melalui cerpen ‘Suri dan Rumah untuk Pulang’, kita dapat melihat bagaimana feminisme dan teori Marxis saling terkait dalam memahami perjuangan perempuan.

Suri merupakan contoh nyata dari wanita yang berani menantang ketidakadilan dan menuntut kesetaraan, sambil juga menyoroti struktur kekuasaan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih dalam tentang teori Marxis, kita dapat lebih memahami dan mendukung gerakan feminis untuk mencapai kesetaraan yang lebih besar dalam masyarakat.


Nama : Nurwaheni Amalia

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X