KLIKANGGARAN-- Sejumlah ruas tol akan dilakukan pelepasan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Bahkan, Waskita Karya akan mendivestasikan seluruh aset jalan tolnya hingga 2025 mendatang.
Menurut pihak Waskita, pembangunan tol ini menimbulkan beban utang yang besar bagi perusahaan. Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp53 triliun-Rp 54 triliun.
Destiawan Soewardjono, Direktur Utama Waskita Karya, mengatakan divestasi ini menjadi langkah perusahaan untuk dekonsolidasi beban utang yang tinggi ini.
Baca Juga: Jokowi Tak Dijemput Pejabat saat Pulang ke Tanah Air, Sekretariat Presiden Berikan Penjelasan
Menurut Destiawan, Waskita terbebani pinjaman investasi jalan tol. Untuk itulah sejumlah ruas tol itu harus dilepas untuk mengembalikan pinjaman.
"Dalam rencana kami memang demikian untuk bisa mengurangi atau selesaikan beban itu, ini yang dalam proses perjalanannya akan kita lihat tapi harapannya terus divestasi," kata Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan dalam konferensi pers, Kamis (4/11/2021) seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Divestasi ini menjadi poin penting dalam penataan keuangan perusahaan sehingga ke depannya utang ini tak lagi menjadi beban dalam proses bisnis perusahaan. Destiawan mengungkapkan bahwa perusahaan masih terbuka untuk melakukan investasi di jalan tol.
Baca Juga: Gala, Buah Hati Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah, Papamu Akan Menemanimu Berjalan, Nak
"Namun hanya dalam skala minoritas saja. Seperti yang dilakukan di ruas tol Jogja-Bawen dan potensi investasi lain di ruas tol di Jawa dan Sumatera," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan penyebab PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memiliki liabilitas, termasuk utang, yang cukup tinggi pada tahun buku 2019 yang mencapai Rp 93,47 triliun.
Menurut Tiko, beban utang yang tinggi itu mencapai puncaknya pada tahun 2019 setelah Waskita agresif mengakuisisi jalan tol dari pihak swasta sejak tahun 2015 sampai dengan 2017 lalu. Rinciannya, utang tersebut senilai Rp70,9 triliun yang bersumber dari pinjaman bank dan obligasi dan sekitar Rp 20 triliun utang kepada vendor.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Kota Batu Malang, Jatim Waspada Bencana Hidrometeorologi
"Kenapa terjadi, tahun 2019-2020 pendapatan Waskita drop, pendapatan konstruksi dan tol yang beroperasi turunnya signifikan. Ini membuat kondisi keuangan waskita mengalami pemburukan signifikan," kata mantan Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) itu dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (27/9/2021).
Untuk diketahui, hingga September 2021, Waskita sudah mendivestasikan empat ruas tol dan mendapatkan Rp 6,8 triliun dari proses tersebut. Dari proses divestasi ini, Destiawan menyebut perusahaan juga dekonsolidasi utang senilai Rp 6 triliun, sedangkan sisanya merupakan margin usaha.