(KLIKANGGARAN) – Pemerintah semakin memperkuat dukungan terhadap sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.
Tahun ini, anggaran Rp20 triliun dialokasikan untuk Kredit Industri Padat Karya (KIPK), ditambah subsidi bunga senilai Rp260 miliar.
Melalui skema ini, pelaku industri bisa mengajukan pinjaman mulai Rp500 juta hingga Rp10 miliar. Tenor pembiayaan mencapai delapan tahun dengan subsidi bunga sebesar 5 persen.
Program ini diharapkan menjadi instrumen efektif untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperkokoh daya saing industri nasional.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan bahwa KIPK merupakan langkah baru pemerintah dalam memperkuat ketahanan ekonomi.
"Program ini menjadi tonggak penting karena memberikan akses pembiayaan dengan subsidi bunga," kata Agus dalam keterangan pers, Sabtu 6 September 2025.
"Sehingga pelaku industri padat karya bisa meningkatkan produktivitas, memperluas lapangan kerja, sekaligus menjaga ketahanan ekonomi nasional," lanjutnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Tri Supondy, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden.
Fokus program diarahkan ke sektor strategis seperti makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki, furnitur, hingga mainan anak.
"Melalui KIPK, kami ingin memastikan industri padat karya bisa tumbuh berdaya saing, berkontribusi lebih besar pada perekonomian, serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat," ujar Tri.
Dengan dukungan pendanaan tersebut, pemerintah optimistis KIPK mampu menggerakkan sektor padat karya sebagai motor penciptaan lapangan kerja dan penguat ekonomi nasional.**
Artikel Terkait
Kredit Fiktif Bank Bengkulu KCP Topos Rp1,9 Miliar
Welewele, KMAKI Sebut Potensi Kerugian Negara Tak Tertagih Perkara Kredit Fiktif PT BSS dan PT SAL Capai Rp800 Miliar
OJK Pangkas Target Pertumbuhan Kredit Jadi 8,99 Persen, Perbankan Diminta Realistis Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
BI Pastikan Suku Bunga Kredit dan Deposito Akan Turun, Perry Warjiyo: Transmisi ke Industri Keuangan Butuh Waktu Lebih Panjang
Analis Kredit Bank di Sulsel Jadi Tersangka Korupsi, Diduga Gelapkan Rp2,22 Miliar Nasabah untuk Modal Trading Kripto