Jadi Dirut Baru PT Inalum, Ini 20 PR Khusus Orias Petrus Moedak

photo author
- Selasa, 26 November 2019 | 02:52 WIB
Dirut Inalum
Dirut Inalum


Jakarta,Klikanggaran.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, resmi mengangkat Orias Petrus Moedak jadi Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Orias diangkat menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN I.


Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, menyatakan Orias dipilih untuk memimpin Inalum karena ia memiliki pengalaman di sektor pertambangan.


"Pak Orias punya kemampuan di pertambangan yang sangat baik, orangnya lurus, dan kata Pak Erick akhlaknya oke," kata Arya di Kementerian BUMN dilansir katadata, Senin (25-11).


Orias bukanlah orang baru di PT Inalum tersebut. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan Inalum. Kemudian Inalum resmi menjadi pemegang saham utama Freeport Indonesia. Orias pun ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama perusahaan tambang yang ada di Papua tersebut. Namun, diangkatnya Orias menjadi Dirut, diketahui bahwa terdapat 20 PR khusus kedepan yang wajib dituntaskan secara serius agar terselesaikan dan tidak menjadi polemik dikhalayak publik.


Pasalnya,berdasarkan data yang dihimpun Klikanggaran.com, yang menjadi sorotan publik mengenai pengelolaan biaya dan investasi  PT Inalum serta menjadi 20 PR khusus kedepan Orias sebagai Dirut baru, yakni:


1. Penyelesaian Sengketa Pajak Air Permukaan (PAP) Industri Sejak November 2013 Sampai Dengan Juni 2018 Sebesar Rp4.102.789.582.035,00 Berlarut-larut dan Berpengaruh Signiflkan terhadap Keuangan Perusahaan.


2. Dasar Pengenaan PPJ oleh Pemkab Batubara Tidak Sesuai Dengan Nilai Jual Tenaga Listrik.


3. Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Utama Kurang Memadai Mengakibatkan Penambahan Biaya atas Pembayaran Demurrage Sebesar USD72,924.87.


4. Penghentian Penggunaan Tungku Reduksi Sebelum Waktunya Memboroskan Keuangan Minimal Sebesar Rp2.501.004.131,00 dan Potensi Kerugian Sebesar Rp1.861.744.383,00.


5. Harga Kontrak Pemulihan SPL Yard Lebih Tinggi Sebesar Rp47.733.094.419,50 Karena Ketidakcermatan Perhitungan HPS dan Penyelesaian Pekerjaan Berlarut-larut.


6. INALUM Menanggung Opportunity Cost Biaya Transport Aluminium Sebesar Rp4.274.035.425,00 dan Menanggung Biaya Transportasi LebihTinggi Sebesar Rp1.724.810.244,95.


7. Barang Misdelivery Tahun 2017 Minimal Sebesar USD25,109.06 Belum Diterima Kembali dan Barang Delay Delivery Belum Dikenakan Denda Keterlambatan Sebesar Rp375.568.622,60 dan JPY19,654.20.


8. Opportunity Cost Atas Slowmoving Spareparts Sebesar USD3,858,601.65 dan Pemborosan Pengadaan Spareparts Melebihi Persediaan Maksimal Tahun 2017 Sebesar USD945,302.44.


9. Kelebihan Alokasi Material Preventive Maintenance Sebesar USD134,080.34 dan Realisasi Biaya Melebihi Anggaran Sebesar USD184,692.05.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X