KLIKANGGARAN -- Tanah Bangsawan, sebuah novel karya Filiananur terbitan tahun 2022, merupakan novel yang menarik untuk dibaca. Selain menyajikan kisah yang memikat, novel ini juga menonjolkan kemahiran penulis dalam memunculkan ekspresi kreatif yang mendalam. Pendekatan ekspresif membantu kita memahami bagaimana sisi kreatif pengarang tercermin dalam karya ini.
Dalam novel Tanah Bangsawan, Filiananur piawai mengekspresikan tokoh secara detail, di mana deskripsi personal, sikap, dan percakapan tokoh terasa nyata dalam imajinasi pembaca. Ekspresi karakter ini mencerminkan kemampuan penulis untuk menghidupkan tokoh-tokohnya, membuat pembaca merasakan kedalaman emosional dan dinamika internal mereka.
Magnet dari novel Tanah Bangsawan adalah kemampuan Filiananur dalam menggambarkan sikap ekspresif sang tokoh secara mendalam. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana ekspresi kreatif pengarang muncul melalui karakter dan alur cerita yang kompleks.
Novel ini berlatar sekitar tahun 1798 di Yogyakarta, dengan alam yang kaya akan hasil bumi. Kisah ini mengisahkan keluarga bangsawan Belanda yang terpandang dan dihormati karena kedermawanan dan kerendahan hati mereka dalam bersikap kepada kaum pribumi, yang pada masa itu dipandang sangat rendah oleh kaum penjajah.
Dalam novel Tanah Bangsawan, Filiananur menggambarkan karakter-karakter yang hidup dan dinamis. Lars, seorang pemuda bangsawan Belanda, memutuskan untuk menyamar menjadi jongos (pelayan laki-laki). Dalam suatu perjalanan, ia dirampok dan ditawan oleh seorang gadis pribumi bernama Rumi. Perjalanan ini menjadi titik balik bagi Lars, yang mulai melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
Pada akhirnya, mereka jatuh cinta, dan dalam perjalanannya, Rumi mengajarkan banyak hal kepada Lars. Rumi mengajarkan aksara Jawa, pakaian, pernikahan adat, dan menceritakan tentang wayang, hingga Lars sangat mencintai tanah Hindia Belanda. Namun, statusnya sebagai penjajah membuat Lars merasa tidak nyaman dan terbebani oleh perasaannya.
Saat masalah perasaannya mendera, Lars dihadapkan dengan kabar pemberontakan yang dilakukan oleh kaum pribumi, yang membuat keadaan semakin kacau. Filiananur berhasil menggambarkan ekspresi kekesalan yang memuncak pada diri Lars, membuat pembaca merasakan tekanan dan konflik batin yang dialaminya.
Konflik dalam novel ini sangat rumit dan sulit ditebak. Konflik sosial, politik, percintaan, dan persahabatan mempengaruhi hidup para tokoh. Filiananur berhasil menggambarkannya sehingga pembaca hanyut dalam atmosfer Yogyakarta tahun 1798.
Melalui pendekatan ekspresif, kita dapat melihat bagaimana pengalaman dan pandangan hidup Filiananur mempengaruhi penciptaan karakter dan alur cerita dalam Tanah Bangsawan. Novel ini bukan hanya sebuah cerita, tetapi juga sebuah cermin dari ekspresi kreatif dan emosional sang pengarang.
Artikel ini ditulis oleh Sri Lestari, Fakultas Sastra Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.