resensi

Belajar Bisnis dari Basuki Surodjo

Jumat, 26 Januari 2024 | 14:19 WIB
Yang Muda Yang Kaya (dok)




KLIKANGGARAN -- Pengangguran merupakan masalah serius bagi pembangunan nasional. Sebab, pengangguran yang terus meningkat dan relatif sulit untuk diturunkan sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup. Dalam jangka panjang, pengangguran yang tak tertangani dengan baik akan menyebabkan lahirnya persoalan sosial, seperti kemiskinan, putus sekolah, kriminalitas dan berbagai persoalan buruk lainnya.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,9 juta orang pada Februari 2023. Angka tersebut mencakup 5,45% dari total angkatan kerja dalam negeri yang tidak terserap di pasar kerja. Pada Februari 2023 mayoritas pengangguran terbuka berusia 20-24 tahun, yakni 2,39 juta orang. Ada banyak juga pengangguran dari kelompok usia 25-29 tahun (1,21 juta orang) dan 15-19 tahun (1,12 juta orang).

Pemerintah telah berupaya keras untuk mengurangi angka pengangguran. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah menciptakan wirausaha baru. Wirausaha dinilai oleh banyak kalangan sebagai solusi dalam mengatasi masalah sosial terutama pengangguran.

Generasi muda memiliki peran penting untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh generasi muda yang salah satunya dengan berwirausaha. Inilah pelajaran dan pengalaman yang ingin dibagikan oleh Basuki Surodjo dalam buku bertajuk “Yang Muda Yang Kaya”.

Buku Yang Muda Yang Kaya (Dok)


Sebagai pengusaha sukses, Basuki Surodjo ingin mendorong agar generasi muda mau terjun ke dunia usaha. Alasannya, masa muda pu¬nya banyak kesempatan. Selagi muda, daya kreativitas, imajinasi, ide, dan semangat sedang membara. Jika bisnis gagal, tak usah panik karena masih punya kesempatan untuk bangkit (halaman 17).

Pengusaha memiliki peran vital dan mampu menjadi solusi bagi masalah pembangunan ekonomi. Semakin banyak suatu negara memiliki pengusaha, maka pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan semakin tinggi.

Dalam konteks ini, penciptaan wirausaha baru perlu terus dilakukan. Generasi milenial perlu didorong untuk ambil bagian dalam pembangunan bangsa melalui sektor wirausaha mengingat jumlah wirausaha di Indonesia masih kalah dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Jumlah pengusaha Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 jumlahnya 1,67 persen dan tahun 2016 mencapai 3,1 persen dari total penduduk. Kini angkanya sudah mencapai 3,7 persen. Sekarang era persaingan yang sangat ketat. Perlu melihat bangsa lain agar un¬tuk memastikan kita tidak tertinggal (halaman 33).

Data di atas harus menjadi acuan bagi pemerintah untuk terus berupaya mendorong anak-anak muda agar tertarik membuka usaha. Semakin banyak generasi muda yang berwirausaha, makan akan semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tercipta. Meskipun demikian, menjadi pengusaha tidak bisa instan. Sebab, jiwa wirausaha tidak dapat dipelajari layaknya belajar membaca. Mental wirausaha perlu ditanamkan sejak dini sehingga karakter wirausaha dapat tertanam kuat dalam diri seseorang.

Siapa pun yang bercita-cita jadi pengusaha sukses harus berani memulai. Mulailah dari yang kecil, kemudian kembangkan sehingga nanti tumbuh menjadi bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.

Bagi generasi milenial yang saat ini masih bingung untuk memulai usaha, saya sarankan untuk membaca buku “Yang Muda Yang Kaya”. Buku ini layak dibaca karena ditulis oleh Basuki Surodjo, pengusaha sukses yang sudah banyak makan asam garam di dunia bisnis. Selamat membaca!

Judul : Yang Muda Yang Kaya
Penulis : Basuki Surodjo
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tebal : 228 halaman
ISBN : 978-602-04-9621-4


Artikel ini merupakan resensi yang ditulis oleh Herman, Penulis lepas, tinggal di Bogor

 

Tags

Terkini