KLIKANGGARAN -- Hallo Kikers, kalian pasti sering mendengar bahasa Betawi dalam kehidupan sehari-hari kan? Entah dari teman kita yang saling berkomunikasi atau bercakap-cakap satu sama lain, atau bisa juga dari membaca suatu novel atau cerpen yang mengangkat tentang ragam dan budaya betawi.
Nah, bahasa Betawi merupakan ragam bahasa yang digunakan oleh masyarakat Betawi, kelompok etnis asli Jakarta, Indonesia.
Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol yang berkembang dari campuran bahasa Melayu, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahkan ada beberapa pengaruh dari bahasa Tionghoa dan Belanda.
Kali ini kita klikers akan membahas bahasa Betawi yang ada dalam cerpen "Pancarona" karya Erisca Febriani.
Cerpen yang ditulis tiga tahun yang lalu di wattpad kini menjadi bacaan karya Sastra yang sangat populer pada kalangan remaja. Dengan alur cerita menarik sehingga menjadi perhatian para remaja untuk membacanya.
Selain alur, bahasa yang ada dalam cerpen "Pancarona" juga menarik untuk dibicarakan, menggunakan salah satu bahasa tradisional, yaitu Bahasa Betawi.
Mengenal bahasa Betawi dalam cerpen "Pancarona" merupakan salah satu unsur Antropologi pada karya sastra, berikut bahasa Betawi yang ada dalam cerpen "Pancarona":
Kata Nyablak
Tokoh Mak Lela sebagai seorang juragan minyak yang kaya raya dan tidak sombong namun sangat suka bergosip dan kalau berbicara suka nyablak.
Kata nyablak sendiri yang artinya adalah ‘spontan’ atau ‘berbicara terang-terangan’. Nyablak adalah salah satu kata yang sering kali dikaitkan kepada masyarakat Betawi.
Engkong/Sidi (kakek)
Dalam bahasa Betawi, kakek disebut dengan engkong. Sidi adalah kata ganti ucapan dari ‘engkong’ menjadi ‘sidi’ dalam cerpen ini penulis menceritakan bahwa ia akan mengunjungi rumah Kakek/Engkong
(penulis memanggilnya Sidi).
Baca Juga: V dan RM BTS Ikut Wajib Militer, Ketujuh anggota BTS Menunjukan Loyalitas dengan Mengantarnya