Kritik sosial terhadap persepsi yang glamorisasi kejahatan juga tercermin dalam kutipan tentang "pencuri modern yang tampan". Melalui alegori ini, Yunita mengkritik cara masyarakat sering kali menyamakan penampilan fisik dengan moralitas atau kualitas pribadi seseorang, yang dapat membawa implikasi negatif terhadap nilai-nilai sosial yang sebenarnya.
Kesimpulan
Dalam keseluruhan analisisnya, novel "Mondang Versus Jakarta" bukan hanya sebuah cerita naratif, melainkan juga sebuah medium yang kuat untuk mengkritik dan merenungkan berbagai aspek sosial yang relevan dalam masyarakat Indonesia. Melalui karakter Mondang, pembaca diajak untuk mempertanyakan stereotip, mengeksplorasi peran gender dalam dunia kerja, dan menggugah kesadaran akan kompleksitas realitas sosial yang seringkali terabaikan. Dengan demikian, novel ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang nilai-nilai moral dan kritis sosial yang esensial dalam pembangunan sosial masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh Livia Berliana, Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Sebuah Pesan dan Makna Lirik Lagu "Putar Waktu" dari Album Fabula Oleh Mahalini
Lirik Lagu Populer Bernadya-Kini Mereka Tahu Punya Majas Pengulangan
Analisis Feminisme dalam Cerita Pendek "Perempuan yang Menulis di Dalam Bus" Karya Anton Kurnia
Representasi Perempuan dalam Novel "Kata" Karya Rintik Sedu: Pendekatan Sosiologi Sastra
Menelisik Kritik terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan Pemuka Agama dalam Novel "Cantik Itu Luka"