Cerpen Suri dan Rumah untuk Pulang: Sebuah Analisis Feminisme

photo author
- Senin, 15 April 2024 | 20:30 WIB
Sebuah Ilustrasi (facebook.com)
Sebuah Ilustrasi (facebook.com)

KLIKANGGARAN--Cerpen “Suri dan Rumah untuk Pulang” karya Esty Pratiwi Lubarman menghadirkan narasi inspiratif tentang perjuangan seorang perempuan muda bernama Suri dalam melawan stigma dan tradisi patriarki di daerahnya.

Cerpen “Suri dan Rumah untuk Pulang” karya Esty Pratiwi Lubarman menarik untuk dianalisis melalui pendekatan feminisme, dengan meninjau gagasan dari para ahli untuk memahami bagaimana Suri merepresentasikan perlawanan dan emansipasi perempuan.

Cerpen ini menggambarkan realitas pahit yang dihadapi perempuan di daerah terpencil, seperti pernikahan dini, minimnya akses pendidikan, dan peran domestik yang membelenggu. Suri, sebagai si tokoh dalam cerita, merasakan kegelisahan dan terdorong untuk melawan ketidakadilan gender dan sistem patriarki yang mengakar di masyarakatnya.

Baca Juga: Feminisme Liberal dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Gagasan para ahli feminisme, seperti Betty Friedan dan Simone de Beauvoir, dapat membantu memahami perjuangan Suri. Friedan dalam bukunya “The Feminine Mystique” (1963) mengkritik budaya patriarki yang menjebak perempuan dalam peran domestik dan menghambat potensi mereka. Beauvoir dalam “The Second Sex” (1949) menegaskan bahwa perempuan bukanlah “the Other” yang subordinat, melainkan individu yang berhak atas kebebasan dan kesetaraan.

Suri merepresentasikan perlawanan terhadap patriarki melalui berbagai upayanya. Pertama, ia memilih untuk tetap tinggal di kampung halamannya dan mendedikasikan diri untuk pendidikan perempuan dan anak-anak. Hal ini menunjukkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci emansipasi perempuan.

Kedua, Suri menolak tawaran politik yang ingin memanfaatkannya sebagai simbol semata. Dia memilih untuk fokus pada edukasi politik dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemilihan umum. Pilihan ini mencerminkan pemahamannya tentang demokrasi dan hak-hak perempuan.

Baca Juga: Sinopsis Lovely Runner Episode 2: Terungkap Sung-jae Telah Jatuh Cinta Kepada Im Sol Lebih Dulu, Apa yang Terjadi pada Mereka?

Ketiga, Suri bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun komunitas yang lebih sejahtera dan setara. Ia menginisiasi program kesehatan dan pendidikan, menunjukkan kepemimpinannya dan mendorong partisipasi perempuan dalam ranah publik.

Cerpen “Suri dan Rumah untuk Pulang” memberikan potret perjuangan perempuan dalam mencapai emansipasi. Suri sebagai karakter inspiratif menunjukkan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk mengubah nasib mereka dan membangun masyarakat yang lebih adil.

Cerpen ini juga menjadi pengingat bahwa perjuangan feminisme masih relevan dan perlu terus diperjuangkan. Upaya edukasi, partisipasi politik, dan kepemimpinan perempuan merupakan kunci untuk mencapai kesetaraan gender dan membangun masa depan yang lebih inklusif.

Penulis: Laelatul Faujiah (Mahasiswa Universitas Pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ratih Sugianti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X