Prabowo Umumkan Reformasi Besar BUMN: Buka Jalan untuk Pemimpin Asing dan Pangkas Ribuan Perusahaan Milik Negara

photo author
- Kamis, 16 Oktober 2025 | 16:23 WIB
Presiden Prabowo menyebut akan memangkas jumlah BUMN dan membuka peluang kepemimpinan talenta asing di tubuh BUMN.  ((Instagram/prabowo))
Presiden Prabowo menyebut akan memangkas jumlah BUMN dan membuka peluang kepemimpinan talenta asing di tubuh BUMN. ((Instagram/prabowo))

Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 1.000 BUMN termasuk anak dan cucu perusahaan. Prabowo menilai jumlah tersebut berlebihan dan justru menjadi beban dalam meningkatkan produktivitas nasional.

Baca Juga: Mahfud MD Kritik Rencana Menkeu Purbaya Bubarkan Satgas BLBI, Peringatkan Potensi Kerugian Negara hingga Rp95 Triliun

Ia menegaskan bahwa fokus pengurangan bukan semata penghapusan, tetapi pembenahan agar setiap entitas BUMN bisa bekerja lebih efektif, transparan, dan berorientasi hasil.

Reformasi untuk Efisiensi dan Daya Saing

Prabowo menekankan, langkah reformasi BUMN bukan hanya upaya penyederhanaan struktur organisasi, melainkan bagian dari strategi besar untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi nasional.

Sebagai Presiden ke-8 RI, ia menilai masih banyak BUMN yang belum memberikan hasil maksimal karena lemahnya sistem manajemen dan kurang adaptif terhadap prinsip bisnis modern.

Dengan rasionalisasi dan keterbukaan terhadap talenta global, Prabowo berharap BUMN dapat menjadi pilar utama ekonomi nasional yang tangguh dan fokus pada sektor-sektor strategis yang menyentuh kepentingan rakyat.

Baca Juga: Mensos Gus Ipul Pastikan Bantuan bagi Warga Cikande Terdampak Radioaktif Cesium-137, Koordinasi dengan KLH dan Pemkab Serang

Pemimpin Politik Perlu Pahami Ekonomi

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemimpin politik dan pelaku ekonomi. Ia menilai masih banyak pejabat publik yang belum memiliki pemahaman memadai tentang dunia bisnis dan data ekonomi.

“Kadang-kadang ada semacam keterputusan antara pelaku ekonomi dan pelaku politik. Banyak pemimpin politik mungkin takut dengan angka atau takut dengan bisnis,” ucapnya.

Ia pun mendorong generasi muda yang bercita-cita menjadi pemimpin politik untuk memperkuat pemahaman di bidang ekonomi dan bisnis agar mampu membuat kebijakan yang rasional serta berpihak pada kemajuan nasional.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X