Jakarta, Klikanggran.com – Perum Perhutani seperti kurang memahami potensi hutannya, sehingga setiap perjanjian selalu dalam posisi lemah. Ini belum lagi jika membahas keterlibatan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan pesanggem (petani penggarap lahan perhutani) yang lumayan ruwet. Demikian disampaikan oleh salah satu aktivis yang banyak mengawal dan berkecimpung di wilayah pertanian dan perhutanan, pada Klikanggaran.com di Jakarta, Sabtu (28 Agustus 2021).
Pernyataan tersebut disampaikan terkait artikel berita sebelumnya berjudul Perum Perhutani dalam Pengelolaan Pendapatan, Biaya, dan Investasi, Masih Bermasalah pada hari ini, Sabtu (28/08/2021) pukul 11:00.
Dalam artikel disampaikan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memperoleh beberapa temuan permasalahan atas Pengelolaan Pendapatan, Biaya, dan Investasi pada Perum Perhutani.
Baca Juga: Monolog Sepatu Bekas
Aktivis yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan, kawasan hutan itu lemah pengawasan. Disinyalir setengah lebih data laporan bukan menyatakan hal sebenarnya.
“Pernah kami mau manfaatkan kawasan hutan tidak produktif karena kualitas tanahnya buruk, tapi kepala perhutani setempat nggak berani. Karena laporan yang dia kirim, kawasan itu dinyatakan produktif,” ujarnya.
“Waktu itu kami ingin memanfaatkan untuk kandang sapi terbuka. Luasan kira-kira 200 ha. Harapannya dengan adanya kandang sapi terbuka akan memperbaiki struktur kesuburan tanah. Jadi manfaat ganda,” lanjutnya.
Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Tetap Berjalan di Masa Pandemi, KA Bandara YIA Segera Beroperasi
Selanjutnya, berikut penuturan lebih lengkap dari aktivis tersebut, saat dirinya berkomunikasi dengan salah seorang Kepala Perhutani:
Assalamualaikum, selamat siang Pak Wahyu. Saya salah satu yang ikut hadir dalam pertemuan beberapa hari yang lalu dengan Hasnur Grup, membicarakan kerja sama olah lahan. Saya mewakili Koperasi Gudang Semesta sebagai mitra Hasnur Grup.
Setelah pertemuan itu, kami diantar Pak Riyadi dan Pak Harmaji meninjau salah satu titik pintu masuk menuju lahan yang dikerjakan pesanggem berdampingan dengan budi daya kayu putih. Dalam pembicaraan di lahan, ide berkembang dengan usulan budi daya tanaman sebagai bahan baku pakan ternak sapi.
Setelah konfirmasi ke Dinas Peternakan dan sedikit info tentang potensi ternak sapi di Nganjuk, kami membuat perencanaan sebagai berikut:
1. Lahan 200 hektar yang Bapak tawarkan saat pembicaraan, jika diperkenankan akan kami gunakan sebagai sentra pembuatan pakan sekaligus kandang sapi yang bentuknya akan dibicarakan kemudian.
2. Bekerja sama dengan beberapa unsur terkait termasuk Dinas Peternakan, lahan plong-plongan yang saat ini sudah dikerjakan pesanggem, akan kami manfaatkan untuk kerja sama penanaman tebon jagung dan beberapa jenis tanaman pendukung yang disetujui pihak Perhutani.
Artikel Terkait
Wik?!?! Jasa Konsultan Perum Perhutani Rp 3 Miliar
Utang Pribadi Direksi PT Palawi Risorsis ke Perum Perhutani Rp5 Miliar, Wajib Tagih!
Perum Perhutani dalam Pengelolaan Pendapatan, Biaya, dan Investasi, Masih Bermasalah
Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Kawasan Hutan di KPH Indramayu Tidak Dilaksanakan oleh PT URS