Lelah Bekerja! Siswa di Sekolah Julianto Pilih Tidur daripada Makan

photo author
- Senin, 12 September 2022 | 20:58 WIB
Temuan dugaan kekerasan fisik di sekolah milik Julianto (Dok.klikanggaran.com/KR)
Temuan dugaan kekerasan fisik di sekolah milik Julianto (Dok.klikanggaran.com/KR)

KLIKANGGARAN – Sobat Klik, hal mengenaskan yang menimpa anak-anak kita di sekolah milik Julianto Eka Putra (JE) bukan hanya kekerasan seksual. Menurut pengakuan korban, mereka jarang mendapatkan pembelajaran di kelas. Sebagian besar waktu dan tenaga mereka sudah habis untuk bekerja dengan bayaran yang luar biasa kecil. Jika sedang ramai pengunjung, mereka bisa bekerja dari pagi sampai malam!

Sebelum melakukan pengawasan ke sekolah milik Julianto di Kota Batu, Itjen KemendikbudRistek dan KPAI sempat bertemu korban. Difasilitasi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Itjen KemendikbudRistek dan KPAI meminta keterangan para korban. Keterangan para korban ini diperlukan untuk mengetahui proses pembelajaran selama mereka menjadi siswa sekolah tersebut.

Sungguh mengenaskan. Para korban menyatakan bahwa mereka sangat jarang mendapatkan pembelajaran di kelas. Waktu mereka habis untuk bekerja menjalankan bisnis tempat wisata dan hotel milik Julianto.

Baca Juga: Setelah Vonis, Ini Temuan Lain Dugaan Kejahatan Julianto

“Di antaranya adalah Kampung Kids dan Transformer. Mereka bekerja setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu, bahkan hari libur nasional. Hari Raya Idul Fitri atau Natal pun mereka harus bekerja, bahkan lebih berat karena kunjungan wisatawan sedang tinggi-tingginya,” ujar Retno Listyarti, M. Si (Komisioner KPAI) pada klikanggaran.com di Jakarta, Minggu, 11 September 2022.

Retno juga mengatakan, para peserta didik di sekolah milik JE diduga kuat menjadi korban eksploitasi terhadap anak. Indikasi yang ditemukan, anak-anak tersebut dipekerjakan lebih dari 12 jam sehari. Bahkan, jika sedang ramai pengunjung mereka bisa bekerja dari pagi sampai malam.

“Menurut pengakuan korban, mereka bisa bekerja mencapai hampir 20 jam sehari. Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun,” sesal Retno.

Baca Juga: Bjorka Senggol Anies Baswedan Terkait Banjir dan Macet, Apakah untuk Jawab Tantangan Denny Siregar?

Pengawasan ke sekolah milik JE di Kota Batu pun langsung dilakukan Itjen KemendikbudRistek bersama KPAI. Di sana mereka menemukan kelas yang sangat tidak layak untuk belajar. Selain itu ditemukan juga ruang-ruang laboratorium yang hanya plang nama tanpa ada isinya. Disinyalir peserta didik tidak pernah melakukan praktik biologi, kimia, dan fisika. Tim juga menemukan adanya dugaan kuat eksploitasi ekomomi terhadap anak di sekolah JE tersebut.

Tidak hanya itu. Itjen KemendikbudRistek dan KPAI juga menemukan jadwal piket. Diduga jadwal itu merupakan pembagian tugas para peserta didik dari Senin sampai Sabtu. Daftar tugas pun tidak terkait dengan pembelajaran bidang studi IPA.

“Misalnya Senin-Sabtu menguras kolam lele, membersihkan kandang ayam, bebek, kambing, mentok, puyuh, dan kelinci. Binatang-binatang tersebut dipelihara karena adanya Kampung Kids sebagai salah satu bisnis tempat wisata edukasi milik JE,” ungkap Retno.

Baca Juga: Bjorka Pertanyakan Kenapa Akunnya Kena Suspend: Betapa Memalukan Kebijakan Anda!

Rincian tugas membersihkan kandang-kandang binatang itu menurut Retno cukup berat bagi ukuran anak. Misalnya peserta didik yang mendapat tugas membersihkan kendang ayam. Maka detail tugasnya adalah membersihkan sawang, kotoran ayam, tempat makan ayam, tempat telur ayam, menyikat paving kandang ayam, dan membersihkan tempat makan ayam.

Berdasarkan pengakuan para korban, mereka tidak hanya membersihkan kandang-kandang binatang. Ada peserta didik yang tugasnya mencari rumput untuk makanan kambing dan kelinci. Ada kisah yang sangat mengenaskan disampaikan kepada KPAI. Seorang peserta didik yang kelelahan tertidur saat sedang bekerja. Oknum manajemen sekolah menyiram anak yang tertidur itu dengan air kotoran (tinja).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X