Peringati Hari Ibu, Bupati Luwu Utara: Perempuan Tidak Boleh Alergi dengan Politik

- Rabu, 22 Desember 2021 | 21:55 WIB
Hari Ibu, Bupati Luwu Utara: Perempuan Tidak Boleh Alergi dengan Politik (Dok.klikanggaran.com/LH)
Hari Ibu, Bupati Luwu Utara: Perempuan Tidak Boleh Alergi dengan Politik (Dok.klikanggaran.com/LH)

KLIKANGGARAN - Puncak Peringatan Hari Ibu di Kabupaten Luwu Utara yang dipusatkan di Aula La Galigo, Rabu (22/12/2021), berlangsung meriah, dengan protokol kesehatan yang ketat.

Semua tamu yang hadir terlebih dahulu harus melewati pengukuran suhu tubuh yang dilakukan petugas dari PSC 119 Dinas Kesehatan. Pun tamu yang hadir wajib memakai masker.

Puncak Peringatan Hari Ibu ke-93 dihadiri: Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani; Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah, Ketua TP-PKK, Ny. Rahmah Nursaid Suaib; Ketua IKA DPRD, Ny. Basir; Ketua Bhayangkari, Ketua Umum Persit, Makole Baebunta Andi Masita, serta organisasi wanita se-Luwu Utara.

Bupati Luwu Utara didaulat memotong nasi tumpeng sebagai simbol puncak peringatan Hari Ibu, sekaligus didapuk untuk memotivasi kaum perempuan melalui sambutannya.

Baca Juga: Bangun Ekosistem Industri Halal dengan Program Santripreneur, Ini Langkah Lanjutan Kemenperin

Indah Putri Indriani mengatakan bahwa kehadiran kaum perempuan di jalur politik sangat diharapkan untuk memperjuangkan kesetaraan kaum perempuan.

“Pahlawan perempuan asal Sumatera Barat, H.R. Rasuna Said, mengatakan bahwa kesetaraan itu harus diperjuangkan di jalur politik, karena segala kebijakan, regulasi, serta undang-undang dan semua turunannya itu hanya dapat diperjuangkan di jalur politik,” terang Indah.

“Olehnya itu, saya minta jangan alergi terhadap politik, karena kita ini bagian dari politik,” sambungnya.

Indah menjelaskan, kepemimpinan itu tidak pernah mengenal gender. Kepemimpinan, kata dia, juga tidak mengenal jenis kelamin, tapi terkait kebijakannya, tentu harus selalu berkeadilan gender.

Baca Juga: Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi, CBA: Kapan KPK Periksa Lagi Kasus Cak Imin?

“Bicara gender tidak hanya soal perempuan. Nah ini yang diperjuangkan Raden Ajeng Kartini melalui emansipasi di sektor pendidikan. Anak-anak perempuan disuruh belajar agar setara dengan kesempatan yang diberikan kepada laki-laki,” tutur Indah.

Indah berharap, kaum perempuan juga bisa tampil di garda terdepan untuk menjadi pelopor kesetaraan gender. Karena menurut dia, kaum ibu atau kaum perempuan adalah sekolah pertama bagi sang anak.

“Ibu itu memiliki kesempatan paling besar membentuk generasi pemimpin bangsa. Siapapun yang jadi Presiden, Gubernur dan Bupati ke depan, itu adalah hasil didikan seorang ibu,” imbuhnya.

Untuk itu, ia mengimbau kaum perempuan untuk keluar dari zona nyaman, dan mengambil kesempatan untuk bisa lebih peduli dan berkarya demi masa depan.

Baca Juga: Anggaran Belanja BPIP, Ada Pemborosan Uang Negara Sebesar Rp1,8 Miliar di Item Ini

Halaman:

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X