Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Jadi Guru, Mengajar 20 Pelajar di Garut yang Terpapar Doktrin NII

- Sabtu, 11 Desember 2021 | 18:04 WIB
Ridwan Kamil menjadi guru dadakan, mengajar 20 anak muda/pelajar di Garut yang terpapar doktrin NII, Sabtu 11 Desember 2021 (Instagram @ridwankamil)
Ridwan Kamil menjadi guru dadakan, mengajar 20 anak muda/pelajar di Garut yang terpapar doktrin NII, Sabtu 11 Desember 2021 (Instagram @ridwankamil)

KLIKANGGARAN- “Jangan dilihat perbedaannya, pasti ada. Yang dilihat persamaannya, betul? Jadi kalau kita tidak bisa berkawan dalam keimanan, kita bisa berkawan dalam kebangsaan. Atau (kalau) dua-duanya tidak ada, kita berkawan dalam kemanusiaan.”

Cuplikan tersebut diucapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi guru dadakan bagi 20 anak muda/pelajar di Garut yang terpapar dokrin NII, Sabtu 11 Desember 2021, seperti diunggah dalam akun Instagram @ridwankamil

“45 menit saya tadi menjadi guru dadakan kepada 20 anak muda/pelajar di Garut yang terpapar doktrin NII yang membenci Pancasila dan NKRI,”tulis Kang Emil dalam Instagram @ridwankamil.

Kepada para pelajar yang membenci Pancasila dan NKRI itu, Ridwan Kamil menceritakan sejarah Pancasila sebagai kesepakatan agung dari berbagai golongan dan kelompok dalam membangun rumah bersama Indonesia.

Baca Juga: Tip Memilih Pesantren dari RMI NU Nih

“Dalam kelas yang rileks dan hangat, saya menceritakan sejarah Pancasila sebagai kesepakatan agung dari kelompok dan golongan yamg berbeda-beda dalam membangun rumah bersama Indonesia. Perjanjian Agung agar Indonesia abadi dan lestari,” lanjut Kang Emil.

Ridwan Kamil juga menjelaskan bahwa betapi pentingnya memahami toleransi, mencintai kebhinekaan, melihat perbedaan sebagai rahmat, dan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian.

Di hadapan 20 siswa yang dalam proses penyadaran itu, Ridwan kamil memberikan contoh negara-negara yang bubar karena perang dan pertengkaran, akibat tidak bisa menjaga persatuan.

Baca Juga: Kasus Masjid Sriwijaya, Sejauh Mana Peran DPRD Sumsel?

Kepada para pemuda tersebut, Kang Emil berpesan agar tidak membesarkan perbedaan, tetapi mengedepankan persamaan.

“Jangan dilihat perbedaannya, pasti ada. Yang dilihat persamaannya, betul? Jadi kalau kita tidak bisa berkawan dalam keimanan, kita bisa berkawan dalam kebangsaan. Atau (kalau) dua-duanya tidak ada, kita berkawan dalam kemanusiaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Kang Emil memberikan sandal kulit kesayangannya kepada salah satu pemuda yang maju ke kelas dan sandalnya putus.

Baca Juga: Kereta Api Pengangkut Batubara Kecelakaan di Muara Enim, Sumsel

“Pas berinteraksi maju ke depan, ada satu pemuda yang sendal jepitnya putus, dan akhirnya saya beri sendal kulit kesayangan saya sebagai gantinya agar dia bisa pulang dengan nyaman,” tulisnya di akun Instagram @ridwankamil.

Halaman:

Editor: Muslikhin

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X