Tegal, Klikanggaran.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Aryani, menyebut Kabupaten Tegal, Jawa Tengah merupakan daerah yang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)-nya rendah.
Politisi asal Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah itu mengungkapkan, capaian DTKS Kabupaten Tegal saat ini baru 40 persen. Sehingga saat ini ada ratusan ribu warga kurang mampu di Kabupaten Tegal yang tidak mendapat pelayanan kesehayan
Dengan capaian tersebut, Kabupaten Tegal dikatakan masih di bawah standar Universal Health Coverage (UHC) sebesar 70 persen.
Baca Juga: Katanya, Cewek yang Punya Kumis Napsunya Besar, ups, Benarkah? Ini Fakta yang Perlu Anda Tahu!
Karena itu, Dewi Aryani meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal untuk memanfaatkan usulan baru 9,7 juta jiwa Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan(JK) dari Kementerian Sosial (Kemensos).
"Kabupaten Tegal baru mencapai 40 persen warga yang berhak menerima PBI JK. Ini termasuk rendah. Nah, Bu Risma (Mensos) membuka 9,7 juta usulan baru. Kesempatan bagi Kabupaten Tegal mengejar standar UHC 70 persen," kata Politisi yang akrab disapa Dewi Aryani, Rabu (06/10/2021).
Menurut legislator dari daerah pemilihan Jawa Tengah IX itu, dengan capaian 40 persen warga yang berhak menerima PBI JK, maka berarti masih banyak warga miskin di Kabupaten Tegal yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Baca Juga: Tanggapi Direktur Pencegahan Densus 88, Fadli Zon: Sebaiknya Densus 88 Dibubarkan
Karena itu, politisi yang akrab disapa Dear itu meminta Pemkab Tegal untuk segera melakukan verifikasi data PBI JK.
Artikel Terkait
Pungutan PHP Dinaikkan 400 Persen, Ribuan Nelayan di Kota Tegal Terancam Menganggur
Ratusan Nelayan Tegal Demo Tolak Kenaikan PNBP dan Pungutan PHP. Nelayan Ancam Mogok
Rapat Pemkot Tegal Dengan Para Pelaku Usaha Terdampak Proyek City Walk Malioboro Kota Tegal Tegang
Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa Jembayat Kabupaten Tegal, Polisi Lakukan Gelar Perkara
Di Tegal, Penurunan Covid-19 dan Capaian Vaksinasi, Tingkatkan Optimisme Perekonomian dan IKK