Klabat, Klikanggaran.com - Salah satu Guru yang dilantik menjadi Kepala Sekolah (Kepsek) di Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) menyita perhatian publik.
Pasalnya, sekolah yang akan menjadi tempat Kepsek yang resmi dilantik tersebut untuk bertugas justru tidak ada.
Perihal dilantiknya Kepsek namun sekolahnya tidak ada itu viral di media sosial.
Cerita itu diposting melalui akun Instagram Azam Alfarizi Wonggo, @azamwonggo, diduga merupakan anak dari Guru yang belakangan ini dilantik menjadi Kepsek.
Azam berujar, bahwa ibunya ditelepon untuk mengikuti pelantikan Kepsek pada SD Negeri Kecil Warukapas, pelantikan tersebut berlangsung di JG Center Minahasa Utara, pada Senin, 27 September 2021.
Baca Juga: Tindak Lanjut Aksi Damai LSM AKRAM, Kajari Batang Hari Tinjau Objek Perkara Suanto
"Selamat Malam Warga Sulawesi Utara, saya, Azam Alfarizi Wonggo.
sedikit cerita dari saya tentang ibu saya tadi malam. ceritanya Ibu saya ditelpon untuk mengikuti pelantikan sekaligus pengangkatan sumpah kepala sekolah baru di JG Center Minahasa Utara, pada malam itu (senin 27/September-2021)
sebelum mendapat panggilan untuk pelantikan, ibu saya diberitahukan untuk memasukkan berkas sebagai syarat untuk menjadi kepala sekolah. Namun, sementara pelantikan berlangsung nama ibu saya dibaca sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kecil Warukapas," tulis Azam melalui postingannya seperti dikutip Klikanggaran.com, Rabu (29/9).
Akan tetapi, sambung Azam, yang menjadi persoalan yakni sekolah yang disebut itu justru tidak ada keberadaannya di Warukapas, Kecamatan Dimemba, Minahasa Utara.
"Yang menjadi masalah disini, Sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah warukapas kec. Dimembe, Kab. Minahasa Utara (sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua desa Warukapas). kemudian, tadi pagi (selasa, 28/september-2021) ibu saya pergi ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah Minahasa Utara) untuk mengkonfirmasi hal tersebut, tetapi jawabannya sangat miris mereka mengatakan bahwa mereka saja baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaannya. dan lanjutnya, ibu saya harus menunggu 2-3 bulan kedepan untuk pelantikan selanjutnya," ungkap Azam.
Baca Juga: Kenapa Ada Orang Bunuh Diri sambil Live Streaming di Medsos, Apa yang Dicarinya ya?
Dengan adanya persoalan tersebut, Azam menilai hal itu sebagai penghinaan kepada seorang Guru. Azam juga meminta kepada otoritas berwenang "memproses" pihak-pihak terkait atas kejadian yang menimpa ibu nya.
"Pertanyaannya "SIAPA YANG MENCIPTAKAN NAMA SEKOLAH TERSEBUT? ADA APA DENGAN PEMERINTAH? ADA APA DENGAN BKD? berbicara tentang syarat dan tanggung jawab, ibu saya sudah memenuhi syarat, ibu saya sudah berbakti selama 35 Tahun dan lulusan Sarjana Golongan IV A/Pembina. dan selalu mengajar di kelas 6 selama 30 Tahun lamanya, dan 5 Tahun di kelas 1 (tentunya tidak diragukan lagi ilmunya) Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini," pungkasnya.
Artikel Terkait
Bimbel sebagai Partner Sekolah, Jangan Dipertentangkan! Bimbel Hanyalah Suplemen, Kok.
Anak Terdampak Covid-19 Dapat Bantuan Peralatan Sekolah dari Baznas Provinsi Jateng
Di Tegal, Ada Sekolah Berbayar Sampah Rumah Tangga
KPAI Mengapresiasi Keterbukaan Kemendikbudristek terkait Data Warga Sekolah Terkonfimasi Covid Selama PTM
KPAI Sering Menemukan Pelanggaran Protokol Kesehatan selama Sekolah Laksanakan PTM
Kapolres OKI Canangkan Ponpes Hidayatul Qur'an sebagai Sekolah Anti Narkoba dan Peduli Lingkungan Tahun 2021