“Biasanya yang diminta apa, Bu?” tanya saya, masih penasaran, ini jawaban si ibu:
Macam-macam, Mbak. Ada yang minta burung peliharaan, ada yang minta ikan, sepeda, atau sapi. Macam-macam mintanya. Biasanya permintaan itu diberikan saat ruwatan.
Di sini ada ruwatan masal setiap tahun sekali, tapi ada sebagian yang tidak mau ikut ruwatan masal. Diruwat sederhana di rumah, dibantu pemangku adat di sini juga bisa, tergantung orang tuanya saja.
Biasanya setelah diruwat, rambut gimbalnya dilarung di telaga warna, diserahkan kembali kepada Kanjeng Ibu. Saya merasa ketimpa berkah anak saya terpilih, Mbak… Ini pertanda dataran Dieng akan baik-baik saja dan makmur jika masih ada anak-anak yang terpilih seperti anak saya begini.
Baca Juga: Belum Didukung Bukti Pengeluaran Riil, Biaya OTC Kemenkominfo Rp227 Miliar Dipertanyakan BPK
“Mereka bocah-bocah istimewa ya, Bu…” jawab saya kagum. “Boleh diajak foto, Klantingnya, Bu?”
“Silakan, Mbak…” jawab ibunya dengan wajah sumringah.
Well, banyak hal yang tidak bisa ter-eja nalar, terjadi di sekitar kita, yang kemudian kita sebut mistis. Tidak jarang membuat bulu kuduk kita berdiri!
Salam damai, sehat, dan bahagia selalu…
Catatan: nama Klanting Bening bukan nama sebenarnya. Dialog ini dilakukan jauh sebelum pandemi covid-19.
Penulis: Nyai Sampur
Editor: Blackrose
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*