peristiwa-ibu-kota

Deputi VII BIN: Santri Menjaga NKRI dari Ancaman Ideologi Materialisme, Radikalisme, dan Terorisme

Sabtu, 23 Oktober 2021 | 08:03 WIB
Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto (dok. Klikanggaran)

KLIKANGGARAN-- Ulama dan santri berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan RI yang diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, nammun kontribusi ulama dan santri masih diharapkan hingga sekarang ini untuk menjaga keutuuhan NKRI dari berbagai ancaman, demikian disampaikan Wawan Hari Purwanto, Juru Bicara/Deputi VII BIN, dalam webinar yang diselenggarakan ISNU DKI Jakarta, pada Jumat (22/10/2021).

Wawan Hari Purwanto menyampaikan, santri, ulama dan tokoh-tokoh agama berperan sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan di masa lampau. Kalangan pesantren ikut andil dalam berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Kiai Hasyim Asy’ari menyerukan Resolusi Jihad sebagai bentuk komitmen dan kewajiban umat Islam mempertahankan bangsa dan negara Indonesia.

Resolusi Jihad yang dikeluarkan Hadratusyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 itu menginspirasi untuk dijadikan Hari Santri Nasional.

Baca Juga: Predator, Drone AS, Menyerang dan Menewaskan Pemimpin Senior Al-Qaeda di Suriah

Kata Wawan, para santri dapat menghayati perjuangan para pendahulunya dan menjadi penerus perjuangan untuk menjaga Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sementara dalam situasi saat ini para santri diharapkan ikut andil untuk menjaga NKRI dari berbagai potensi ancaman yang dapat menganggu keutuhan bangsa Indonesia.

“Potensi ancaman itu di antaranya kekuatan soft power yang berupaya untuk merusak jati diri bangsa Indonesia melalui pengaruh kehidupan ideologi asing yang beraliran materialisme, kemudian pandemi Covid-19, serta radikalisme dan terorisme,” jelasnya.

Menurut Wawan, peran santri dalam menghadapi berbagai potensi ancaman bangsa dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama yang moderat, serta mengajarkan dan menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah atau Aswaja di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga: Sukmawati Akan Pindah Agama dari Islam ke Hindu, Sejumlah Ritual Sudah Disiapkan

“Para santri juga dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan kebangsaan, sehingga mampu mengembangkan wawasan Islam yang moderat dan kebangsaan dalam rangka membangun NKRI yang lebih kokoh,” ujar Wawan.

Sementara itu, dalam masa pandemi ini, para santri juga dapat berkontribusi untuk membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19. Langkah yang ditempuh bisa dengan ikut berpartisipasi dan ikut andil dalam melakukan vaksinasi Covid-19 yang di galakkan pemerintah. Terlebih sebelum sekolah tatap muka dilakukan diharapkan seluruh santri telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Dalam rangka menjaga NKRI, para santri juga bisa melalui pengabdian secara langsung. Dalam kaitan ini, kata Wawan, Pemerintah terbuka bagi para santri untuk memupuk persatuan dan kesatuan serta nasionalisme lewat jalur pendidikan di TNI dan kepolisian.

Baca Juga: Prestasi Kento Momota dan Skandal yang Dilakukannya

Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah telah membuka kesempatan yang begitu luas bagi santri untuk memasuki berbagai profesi untuk menguatkan peran dalam menjaga keutuhan NKRI dan melaksanakan pengabdian bagi bangsa dan Negara.

Pondok pesantren mempunyai peran penting untuk melahirkan para santri yang bisa berkontribusi terhadap keutuhan NKRI. Pondok pesantren dan para ulama perlu membina para santri dengan tulus ihklas dan mau berjuang.

Halaman:

Tags

Terkini