KLIKANGGARAN -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi telah melakukan evakuasi terhadap Harimau Sumatera korban konflik di Desa Guguk, Desa Air Batu dan Desa Marus Jaya Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin pada tanggal 15 Oktober 2021.
Sejak 25 September 2021 telah terjadi konflik antara manusia dan satwa liar Harimau sumatera yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 orang luka-luka. Keterangan ini disampaikan oleh Kepala Balai KSDA Provinsi Jambi Rahmad Saleh, S. HUT.,M. Si, Sabtu (16/10/2021)
Dikatakannya Harimau sumatera yang diselamatkan berjenis kelamin betina dengan panjang kurang lebih 180 cm, umur sekitar 10 – 12 tahun. Kondisi kaki depan sebelah kanan terdapat luka bekas jerat, dengan kondisi badan kurus (cachaexia).
Baca Juga: Sayuti Dekan UIN STS Jambi Sebut Ada Tiga Alasan Kenapa Maulid Nabi Muhammad Saw Perlu Diperingati
Rahmad menjelaskan pada saat evakuasi tidak dilakukan pembiusan dikarenakan kondisi harimau yang sangat lemah dan memprihatinkan. Diduga harimau dalam kondisi lemah dan memprihatinkan, kaki luka terkena jerat dan sudah beberapa waktu tidak mendapatkan makanan.
"Tindakan pertama yang telah dilakukan adalah pemberian makan dan vitamin. Untuk selanjutnya nanti akan dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan laboratorium lengkap untuk mengetahui kondisi jauh terhadap kesehatan harimau tersebut," katanya
Kepala Balai KSDA juga menjelaskan bahwa lokasi kejadian pertama merupakan hutan desa Guguk, sedangkan kejadian kedua dan ketiga berada di kebun karet milik warga. Dari pemantauan tim dilapangan tidak menemukan jejak mangsa/pakan (prei).
Baca Juga: Denmark Open 2021, Tommy Sugiarto, Pasangan Greysia dan Apri Melaju ke Babak 16 Besar
"Untuk memastikan bahwa tidak ada individu harimau sumatera lain di 3 desa tersebut, akan dilakukan pemantauan terus beberapa waktu kedepan dengan patroli dan tetap memasang camera trap dan perangkap di sekitar lokasi kejadian," terangnya.
Kepala Balai KSDA Jambi, Rahmad Saleh mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah bergotong royong membantu evakuasi harimau tersebut, dan juga kepada Polsek Sungai Manau, Kodim Bangko, KPHP Merangin, BBTNKS, Kepala Desa Guguk, Kepala Desa Air Batu, Kepala Desa Marus Jaya dan FFI serta semua pihak yang turut serta bersama-sama melakukan verifikasi, penanganan lokasi dan sampai dengan evakuasi.
"Selanjutnya kami menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam melakukan aktifitas di sekitar habitat harimau. Kami juga menghimbau masyarakat agar tidak mengganggu habitat harimau sumatera pada khususnya dan satwa liar pada umumnya. Mari kita bersama-sama menjaga dan menyelamatkan keanekaragaman hayati sebagai asset bangsa Indonesia dan karunia Allah SWT. Tidak ada satupun makhluk Tuhan yang diciptakan tanpa tujuan dan manfaat," tutupnya.*
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.