KLIKANGGARAN -- Sabtu 15 April 2023 pukul 07.30 hingga 12.00 WIB, Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP USD (Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta menggelar pelatihan jurnalistik membuat artikel sejarah di kampus Mrican Yogyakarta. Tema yang diambil tahun ini adalah “Merdeka Berpikir Sejarah”.
Setiap tahun prodi pendidikan sejarah mengadakan pelatihan jurnalistik bagi mahasiswanya, karena kendala pandemi Covid-19 acara tahunan itu sempat terhenti. Untuk tahun 2023 ini yang menjadi sasaran pelatihan adalah mahasiswa prodi sejarah angkatan 2022.
Pelatihan jurnalistik membuat artikel sejarah kali ini mendatangkan nara sumber peneliti dan penulis sejarah Lilik Suharmaji dan penulis muda Khristoporus Bagas Romaldi.
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Brigida Intan Printina, M.Pd mengatakan bahwa pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa angkatan 2023 ini sangat penting, karena mereka diharapkan kedepannya dapat terampil untuk menulis artikel di media massa baik cetak maupun noncetak dalam bidang pendidikan maupun kesejarahan. Dengan ketrampilan yang di dapat, maka mahasiswa akan terpacu untuk selalu membaca dan menulis, tandasnya.
Dalam acara yang sama, Lilik Suharmaji mengatakan bahwa menulis harus mempunyai ilmu tentang menulis. Lilik memberikan trik agar menulis dimuat di media massa yaitu pertama memilih topik tulisan yang tepat, kedua menentukan target pembaca, ketiga mencari literatur yang sesuai, keempat mengetahui gaya selingkung media yang dituju, kelima mengadopsi ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu niteni, nirokke, nambahi (megamati, menirukan menambahkan dengan improvisasi), kedelapan penulis harus banyak membaca karena menulis dan membaca bagaikan dua sisi mata uang logam yang tidak terpisahkan, kesembilan jika tulisan sudah jadi langkah terakhir adalah baca, revisi, baca, revisi.
Menjawab pertanyaan peserta sebab-sebab tulisan tidak dimuat di media massa, Lilik memberikan penjelasan bahwa tulisan yang tidak dimuat di media massa yang dituju banyak sebab diantaranya pertama tulisan belum memenuhi standar kualitas yang diinginkan redaktur, kedua tidak aktual, ketiga tulisan terlalu panjang sehingga tidak sesuaai gaya selingkung media itu, keempat penulis bukan ahlinya menulis bidang itu misalnya orang ekonomi menulis sejarah, dan kelima kadang tulisan terlalu ilmiah, sedang di media massa pembacanya dari berbagai kalangan lapisan seperti petani, ibu rumah tangga, siswa, mahasiswa, pegawai kantoran hingga di kalangan akademisi. Untuk itulah tulisan harus bersifat populer, mudah dipahami pembaca disemua kalangan, tandas Lilik.
Sementar itu Khristoporus Bagas Romaldi, mengatakan menulis artikel disamping harus aktual juga harus konseptual. Orang prodi pendidikan sejarah ketika menulis kadang berbeda dengan orang sejarah murni. Apabila orang prodi pendidikan sejarah menulis sejarah mempunyai ciri khas ada muatan nilai-nilai dan pemaknaan dalam tulisan itu, sehingga pembaca diharapkan setelah membaca kisah sejarah dapat memetik nilai-nilai dari peristiwa sejarah itu.
Untuk memotivasi peserta pelatihan agar terdorong untuk menulis, Lilik Suharmaji meminjam ungkapan penulis kenamaan Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah menciptakan keabadian bagi diri sendiri. Sepandai apapun orang, setinggi pangkat dan jabatan orang, jika tidak pernah menulis, maka ketika dia meninggal dunia akan dikenang orang hanya satu, dua minggu dan setelah itu mudah dilupakan. Tetapi jika seseorang meninggalkan karya tulis maka karya dan namanya akan terus dicari, dibaca dan dibicarakan banyak orang, pungkasnya.
Di akhir acara Romo Suryo sebagai wakaprodi pendidikan sejarah, memberikan kesimpulan bahwa hal penting dalam penulis pertama, sumber yang digunakan harus valid, kedua menulis itu mendekat pada “kesunyian” untuk mencari inspirasi, ketiga menulis harus didudukung dengan membaca karena tanpa membaca tidak mungkin dapat menulis, keempat, menulis di media massa harus aktual, kelima menulis berpedoman pada ajaran Ki Hajar Dewantara niteni, nirokke, nambahi, dan keenam setelah menulis tidak bosan-bosan harus baca, revisi, baca revisi.
Setelah pemberian teori pelatihan jurnalistik, diteruskan dengan memberikan waktu kepada peserta untuk menulis artikel 1 sampai 2 halaman yang dipandu langsung oleh nara sumber. Tema dapat mengusung tentang pendidikan dan tentang kesejarahan yang disesuaikan peristiwa aktual terdekat yaitu peringatan Hari Kartini bulan April, dan peringantan Hari Pendidikan Nasional serta Hari Kebangkitan Nasional pada bulan Mei mendatang.
--AKHIR ARTIKEL--
Artikel Terkait
Sambut Abad Ke-2 NU, Alumni PMII UI Bimbing Santri Agar Lulus Masuk PTN
Bimbel Nurul Fikri Ramaikan Indonesia International Education Training Tahun 2023
Santri Didorong Lulus SNBT dan Ujian Mandiri PTN, Baznas Berikan Beasiswa
IKADIM: Visi Indonesia 2045 Adalah Pengembangan Kompetensi SDM Indonesia dengan Mempertimbangan ICT
Kunjungi Korban Penganiayaan Anak Pegawai Pajak, Forum Sahabat Ansor: David Segera Sembuh dan Hukum Ditegakkan
Karang Taruna di Kelurahan Sukabumi Selatan Pedulli Generasi Muda, Gelar 'Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda'
Ketua KODI DKI Jakarta, K.H. Jamaluddin F. Hasyim: Da’i Harus Upgrade Diri
Rawamangun Concept Gelar Pentas Studi dalam Rangka Merayakan Arifin C.Noer
Gelar Buka Puasa Bersama, IKNR Jakarta Pacu Pembangunan Masjid Baiturrahman di Ibu Kota
Ramadhan Road to Pelantikan: PMII UNJ Adakan Diskusi Buku KH. Ahmad Bagdja dan Bagi Takjil