Dari Sumedang untuk Negeri, Prof Ojat Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis sebagai Investasi Pendidikan Anak Bangsa

photo author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 21:45 WIB
Prof. Ojat Darojat, Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), menegaskan bahwa program MBG memiliki arti strategis bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak Indonesia. ( (TiNewws.Com))
Prof. Ojat Darojat, Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), menegaskan bahwa program MBG memiliki arti strategis bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak Indonesia. ( (TiNewws.Com))

(KLIKANGGARAN)Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., tokoh pendidikan asal Sumedang yang kini menjabat Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kemenko PMK, menegaskan bahwa MBG memiliki arti strategis dalam mendukung keberhasilan pendidikan generasi muda Indonesia.

Menurutnya, anak yang mendapat asupan gizi seimbang akan memiliki tubuh sehat, energi terjaga, daya konsentrasi lebih baik, dan berdampak langsung pada peningkatan prestasi belajar.

Baca Juga: Tim SAR Pakai Excavator Breaker untuk Evakuasi Ponpes Al Khoziny, 10 Korban Meninggal dan 55 Masih Tertimbun

Dengan begitu, MBG tak hanya menyentuh aspek kesehatan, tetapi juga memberi dukungan signifikan bagi keberhasilan pendidikan anak-anak di Indonesia.

“Makanan bergizi gratis bukan hanya sekadar bantuan sosial, melainkan investasi besar bagi masa depan bangsa. Anak-anak yang sehat akan tumbuh menjadi generasi cerdas, produktif, dan siap bersaing di tingkat global,” tegas Prof. Ojat, Rabu (1/10/2025).

Tantangan Implementasi MBG

Baca Juga: Jelang Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi dan Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Emil Absen, Kluivert Tetap Optimis

Prof. Ojat mengingatkan bahwa program berskala nasional seperti MBG tentu menghadapi tantangan yang kompleks. Mulai dari perencanaan yang detail, tata kelola transparan, kebutuhan anggaran berkelanjutan, hingga sistem monitoring yang ketat.

Ia menekankan keberhasilan MBG sangat ditentukan oleh kolaborasi lintas sektor, baik pusat maupun daerah, termasuk sekolah dan masyarakat.
“Ke depan, kita perlu memastikan bahwa setiap pihak terlibat aktif. Pemerintah pusat, daerah, sekolah, hingga masyarakat harus bersama-sama menjaga kualitas dan keberlanjutan program ini,” ujarnya.

Profil Prof. Ojat Darojat

Baca Juga: Menkeu Purbaya Vs Menteri ESDM Bahlil: Polemik Data Harga LPG 3 Kg, Subsidi, hingga Rencana Pembelian Pakai NIK 2026

Prof. Ojat lahir di Sumedang dan dikenal sebagai akademisi sekaligus praktisi pendidikan jarak jauh berpengaruh di Indonesia. Ia menyelesaikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), melanjutkan Diploma IV dan Master of Business di LaTrobe University, Australia, lalu meraih doktor di Simon Fraser University (SFU), Kanada.

Sebelum menjabat di pemerintahan, ia memiliki rekam jejak panjang di dunia akademik, termasuk sebagai Rektor Universitas Terbuka (UT), di mana ia mendorong digitalisasi dan akses pendidikan jarak jauh. Kini, sebagai Deputi Kemenko PMK, ia berperan dalam merumuskan kebijakan pendidikan, kebudayaan, dan nilai kebangsaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X