KLIKANGGARAN -- Perusahaan energi Rusia, Gazprom, menandatangani kesepakatan strategis dengan Teheran untuk pasokan pipa gas.
Kesepakatan pasokan tersebut tersebut dikeluarkan Gazprom pada hari Rabu, 26 Juni 2024.
Gazprom mengadakan perjanjian dengan Perusahaan Gas Nasional Iran dicapai selama kunjungan delegasi Rusia ke Iran.
Kunjungan delegasi Gazprom itu dipimpin oleh CEO Gazprom Aleksey Miller, yang bertemu dengan Menteri Perminyakan Iran Javad Owji.
Seremoni penandatanganan tersebut dilaporkan dihadiri oleh Presiden sementara Iran Mohammad Mokhber.
Belum ada rincian mengenai memorandum tersebut yang diungkapkan, ungkap Russia Today.
Baca Juga: Deklarasi Cakada Lubuklinggau, Imam Senen Dampingi Rodi Wijaya
Iran, negara penghasil minyak utama dengan cadangan besar dan kilangnya sendiri, pada tahun 2023 mengumumkan rencana untuk membuat pusat gas internasional dengan partisipasi Rusia, Qatar, dan Turkmenistan.
Owji mengatakan tahun lalu bahwa Iran sedang berusaha bermitra dengan Rusia untuk mengembangkan cadangan minyak baru di negara tersebut selain proyek-proyek bersama yang sudah ada.
Belakangan, Wakil Perdana Menteri Rusia Aleksandr Novak membenarkan adanya diskusi mengenai produksi gas di pusat di Iran selatan dengan partisipasi perusahaan-perusahaan Rusia.
Namun Novak mencatat bahwa “perlu waktu untuk memberikan bentuk yang spesifik.”
Baca Juga: HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Palopo Serahkan Alat Bantu kepada 10 Penyandang Disabilitas
Moskow dan Teheran telah menjalin hubungan energi dan perdagangan yang lebih erat karena kedua negara berada di bawah sanksi Barat.
Pada tahun 2022, Novak mengumumkan kesepakatan energi besar-besaran dengan Iran senilai $40 miliar dan perjanjian untuk menukar pasokan minyak dan gas alam.
Artikel Terkait
Reaksi Moskow terhadap Peringatan Embargo Perdagangan AS, Tindakan Embargo Akan Menghancurkan Perekonomian Global
Rubel Mendominasi Mata Uang Barat dalam Transaksi Perdagangan Luar Negeri Sementara Mata Uang Negara ‘Tidak Bersahabat’ Berkurang Setengahnya
SPIEF 2024: Anggota BRICS Diskusikan Sistem Pembayaran Terpadu Sehingga Memungkinkan Negara-Negara Tidak lagi Menggunakan SWIFT
Bursa Moskow Tangguhkan Perdagangan Dolar dan Euro sebab Sanksi Baru yang Dijatuhkan oleh Amerika Serikat
Proteksionisme Perdagangan Ala Barat Bikin BRICS Frustrasi dan Usulkan Perlunya Tatanan Dunia Multipolar