Rubel Mendominasi Mata Uang Barat dalam Transaksi Perdagangan Luar Negeri Sementara Mata Uang Negara ‘Tidak Bersahabat’ Berkurang Setengahnya

photo author
- Senin, 10 Juni 2024 | 10:19 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin

KLIKANGGARAN -- Mata uang Rusia, rubel, meningkat peranya dalam opersi perdagangan luar negeri, kata Vladimir Putin, Presiden Rusia. Sebaliknya, mata uang dari negara-negara yang "tidak bersahabat"kemurun.

Pernyataan putin tentang peningktan peran rubel tersebut disampaikan saat Putin berpidato di sesi pleno di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).

Istilah negara yang ‘tidak bersahabat’ ditujukan kepada negara-negara yang telah menerapkan sanksi finansial berat terhadap Rusia sebagai respons terhadap konflik di Ukraina.

“Tahun lalu, porsi pembayaran ekspor Rusia dalam mata uang yang disebut sebagai mata uang ‘beracun’ di negara-negara yang tidak bersahabat menurun setengahnya. Pada saat yang sama, pangsa rubel dalam transaksi ekspor dan impor meningkat, kini mendekati 40%,” kata Putin.

Baca Juga: Inilah Sosok Salmania atau Salma yang Dikabarkan Tengah Didekati Teuku Ryan, Siapa Sebenarnya?

Dia juga mencatat bahwa porsi mata uang Rusia dalam pembayaran internasional meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2021.

Rusia secara aktif mulai menggantikan dolar dan euro dalam perdagangan luar negeri di tengah sanksi Barat yang diberlakukan terkait konflik Ukraina.

Sejak saat itu, jumlah rekening bank dan transaksi antara perusahaan dan lembaga keuangan yang melibatkan mata uang Barat telah berkurang secara signifikan. Sebelum konflik, porsi dolar AS dan euro dalam pemukiman di Rusia adalah sekitar 90%.

Menurut Putin, negara-negara sahabat saat ini menyumbang tiga perempat dari omset perdagangan Rusia.

Rusia akan terus meningkatkan pembayaran lintas batas dalam mata uang nasional dengan negara-negara lain, kata presiden.

Putin juga menyoroti bahwa negara-negara BRICS sedang mengembangkan infrastruktur pembayaran mereka sendiri, terlepas dari alternatif Barat.

“[Negara-negara] BRICS sedang berupaya membangun sistem pembayaran independen yang tidak tunduk pada tekanan politik, penipuan, dan tekanan sanksi eksternal,” kata presiden Rusia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: rt.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X