Jepang Hukum Mati Shinji Aoba, Pelaku Pembakaran Studio Animasi Kyoto

photo author
- Jumat, 26 Januari 2024 | 15:38 WIB
Kyoto Animation (wikipedia)
Kyoto Animation (wikipedia)

KLIKANGGARAN— Seorang pria Jepang, Shinji Aoba, dijatuhi hukuman mati karena melakukan pembakaran di sebuah studio animasi Kyoto pada tahun 2019 yang menewaskan 36 orang dan melukai puluhan lainnya.

Insiden yang dilakukan Shinji Aoba tersebut merupakan salah satu yang paling mematikan di Jepang dalam beberapa dekade terakhir, dan menewaskan sebagian besar seniman muda dan mengejutkan dunia anime.

Melansir bbc.com Shinji Aoba yang berusia 45 tahun itu mengaku bersalah atas serangan itu namun pengacaranya meminta hukuman yang lebih ringan atas dasar "ketidakmampuan mental".

Namun hakim menolak permintaan tersebut dan menyatakan bahwa Aoba mengetahui apa yang dia lakukan.

“Saya telah menetapkan bahwa terdakwa tidak mengalami gangguan mental atau lemah pada saat melakukan kejahatan tersebut,” kata Hakim Ketua Masuda pada hari Kamis di Pengadilan Distrik Kyoto.

"Kematian 36 orang sangat serius dan tragis. Ketakutan dan rasa sakit para korban yang meninggal tak terlukiskan," kata penyiar Jepang NHK yang melaporkannya.

Banyak staf animasi dan seniman muda tewas setelah terjebak di lantai atas studio saat api menyebar.

Serangan tersebut merupakan salah satu kasus paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir dan memicu duka nasional di Jepang. Publik dan media di negara ini telah memantau kasus ini dengan cermat.

Jaksa menuntut hukuman mati bagi Aoba, dengan mengatakan dia termotivasi untuk menyerang studio tersebut setelah yakin karyanya telah dicuri. Dia mengatakan Kyoto Animation - yang dikenal sebagai KyoAni - telah menjiplak novel yang dia ikuti dalam kontes mereka.

Pada 18 Juli 2019 pukul 10.30 waktu setempat, Aoba masuk ke studio pada hari kerja, menuangkan 40 liter bensin ke lantai dasar dan membakarnya sambil berulang kali meneriakkan "Matilah".

Petugas Pemadam Kebakaran Kota Kyoto dapat memadamkan api pada pukul 15:19

Aoba kemudian mengatakan selama pengakuan bersalahnya pada bulan September 2023 bahwa dia tidak berpikir begitu banyak orang akan mati.

“Saya merasa tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang saya lakukan,” katanya saat itu.

"Saya merasa sangat menyesal dan perasaan itu mencakup rasa bersalah."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: bbc

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X