KLIKANGGARAN -- Dalam sebuah serangan yang terjadi pada Rabu sore, setidaknya satu rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam kapal perang Amerika dan memaksa dua kapal komersial Amerika untuk mundur, demikian disampaikan oleh juru bicara Houthi.
Namun, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengklaim bahwa semua rudal yang ditembakkan Houthi telah berhasil ditembak jatuh.
Kelompok Houthi yang menguasai bagian barat Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, telah mengganggu kapal-kapal yang terkait dengan Israel sejak akhir Oktober sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.
Setelah pasukan Inggris dan Amerika melakukan serangan udara di Yaman awal bulan ini, Houthi juga memperluas larangan mereka terhadap kapal dagang Amerika dan Inggris.
Dalam pernyataannya, sebagaimana dilansir Russia Today, juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan, "Bentrokan terjadi hari ini dengan sejumlah kapal perusak dan kapal perang Amerika di Teluk Aden dan Bab al-Mandab, sementara kapal-kapal tersebut memberikan perlindungan bagi dua kapal komersial Amerika."
Saree menambahkan bahwa selama dua jam bentrokan tersebut, "serangan langsung terhadap kapal perang Amerika" menyebabkan kedua kapal dagang tersebut mundur. "Sejumlah rudal balistik kami mencapai sasarannya meskipun ada upaya kapal perang untuk mencegatnya."
Namun, versi kejadian tersebut berbeda menurut CENTCOM, yang bertanggung jawab atas pasukan AS di wilayah tersebut.
Militer AS menyatakan bahwa "Teroris Houthi yang didukung Iran menembakkan tiga rudal balistik anti-kapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi ke arah kapal kontainer M/V Maersk Detroit yang berbendera, dimiliki, dan dioperasikan AS, yang sedang transit di Teluk Aden."
Baca Juga: Dinas PUPR Taliabu Bayar 100 Persen Proyek Semi Fiktif Pembangunan Masjid Desa Gela
CENTCOM menambahkan bahwa satu rudal menghantam laut, sementara dua rudal lainnya berhasil dilibatkan dan ditembak jatuh oleh USS Gravely. Tidak ada laporan mengenai cedera atau kerusakan pada kapal.
Belum jelas apakah serangan ini mempengaruhi arah Maersk Detroit. Secara resmi, tujuan kapal tersebut terdaftar sebagai Namibia, di pantai barat daya Afrika.
Pentagon telah menamai operasi tempur mereka melawan Houthi sebagai 'Operasi Poseidon Archer' dan menjelaskan bahwa operasi ini berbeda dari 'Operasi Penjaga Kemakmuran' yang bertujuan melindungi jalur pelayaran melalui Bab-el-Mandeb dan Terusan Suez.
Sasaran serangan rudal Houthi mencakup sekitar 15% perdagangan maritim dunia. Sebagian besar perusahaan pelayaran komersial telah mengalihkan rute kapal mereka ke wilayah Afrika karena meningkatnya premi asuransi.***
Artikel Terkait
Perdana Menteri India, Narendra Modi, Resmikan Kuil Dewa Rama yang Bernilai $200 Juta di Ayodhya
Penyitaan Aset Rusia Yang Dibekukan oleh AS dan Sekutunya Berpotensi Timbulkan Kerugian Besar
Rusia Peringatkan Negara-Negara Barat Akan Balasan terhadap Penyitaan Aset-Asetnya
India Melacak Kapal Penelitian China yang Menuju Maladewa dan Nyatakan Keprihatinannya Meningkatnya Kehadiran Beijing di Wilayah Tersebut
Sekjen PBB, Antonio Guterres: Afrika Tidak Memiliki Kursi Tetap di Dewan Keamanan PBB Adalah Suatu Ketidakadilan
Serikat Buruh Argentina Serukan Pemogokan Massal untuk Protes Reformasi Ekonomi
Mantan Presiden Donald Trump Memenangkan Pemilihan Pendahuluan Partai Republik di New Hampshire
CIA Berkampanye di Media Sosial X untuk Merekrut Penduduk Lokal Rusia