opini

Meretas Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Selasa, 27 Juli 2021 | 15:08 WIB
20210727_151550


Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tertulis di dalam pembukaan UUD 1945. Pendidikan juga merupakan hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain.


Arti dari Pendidikan itu sendiri dijelaskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keperluan yang dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara.


Pendidikan di Indonesia sendiri telah menempuh jalan panjang dengan berbagai transformasi, dimulai sejak masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan. Di antaranya, Pertama, ajaran agama yang menjadi landasan Pendidikan. Kedua, kepentingan penjajah yang menjadi landasan Pendidikan. Ketiga, Pendidikan pada masa kemerdekaan. Keempat, Pendidikan pada masa Orde Baru, dan kelima Pendidikan pada masa Reformasi (Rahayu; 2020).


Kendati demikian, wajah Pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan diantaranya melalui data UNESCO (2019) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Indonesia memiliki peringkat kualitas hidup ke-111 dari 189 negara. Indonesia berbagi tempat di peringkat 111 dengan Samoa. Angka harapan hidup Indonesia pada usia 71,5 tahun sementara Samoa 73,2 tahun. Selain itu menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi itu berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yang hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei dunia.


Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah juga ditunjukkan melalui data Balitbang (2003), bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya 8 sekolah yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP). Dan, dari 8.036 SMA ternyata hanya 7 sekolah saja yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).


Memang berbagai problematika pendidikan di Indonesia cukup banyak dan dalam sejarahnya kita masih berkutat dengan masalah-masalah yang mendasar. Kalau menurut Study Asian Development Bank masalah Pendidikan di Indonesia dimulai dari seputar manajemennya yang belum termasuk good government dan bahkan menurut KPK, temuan korupsi di sektor Pendidikan sangat banyak sekali. Di sisi lain kurikulum Pendidikan di Indonesia juga masih belum nyambung dengan perkembangan terkini, seputar cara mengajar dan juga inovasi teknologi yang ada, antara yang diajarkan dan diriset tidak sejalan dengan perkembangan industri. Sinopsisnya, Indonesia hingga saat ini belum bisa menentukan visi, misi dan fokus Pendidikan. Mau diarahkan ke mana, apa yang ingin dicapai, semua masih tidak jelas. Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi akhir, kita akan sulit untuk menjodohkan atau link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri.


Transformasi Pendidikan di Indonesia merupakan keniscayaan. Ke mana arah dan transformasi pendidikan akan banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan yang muncul dan juga manajemennya. Pendidikan di Indonesia bisa bercermin dari sistem Pendidikan di Singapura yang sangat visioner. Pendidikan mereka membagi fokus pendidikan ke dalam fase-fase tertentu. Di mana setelah merdeka fokusnya adalah pendidikan bisa menyatukan bangsa yang terdiri dari beragam etnis, kemudian mereka menyelaraskan pendidikan dengan dunia industri, selanjutnya mereka mencetak setiap lulusan yang berpikir kritis dan punya kreativitas di era perekonomian yang berbasis ilmu pengetahuan, dan terakhir mereka berusaha untuk menjadi masyarakat yang kaya akan nilai agar every school is a good school. Selain itu, Pendidikan di Singapura juga memperhatikan bakat dari masing-masing siswa. Sehingga sistem ini dapat menjadikan Pendidikan di Singapura ranking 1 Programme For International Student Assessment (PISA). Adapun PISA itu sendiri merupakan test yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development, organisasi yang membandingkan Pendidikan di tingkat dunia.


Pendidikan harus mendapatkan perhatian yang serius bagi setiap bangsa, karena dengan pendidikan akan dapat dilihat maju mundurnya suatu bangsa. Tentu saja bangsa Indonesia tidak mau hidup terbelakang akibat aspek pendidikan tidak mendapat porsi yang cukup dengan teriringnya berbagai kemajuan di bidang lain. Pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat harus bahu-membahu dalam upaya mengembangkan bangsa melalui jalur pendidikan. Karena, tanpa adanya saling kerjasama tidak mungkin semua akan tercapai dengan baik  Semoga bangsa ini segera sembuh dari keterpurukan dan pembodohan yang tersistematis.


Oleh :


Robiatul Adawiyah/Wiwi


Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta


Wasekjend PB PMII Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Riset


Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB