opini

Memaknai Sharpen the Saw bagi Profesi Guru

Jumat, 9 Juli 2021 | 16:21 WIB
bu guru

Seorang guru hakikatnya seorang pembelajar. Seorang pembelajar tidak pernah puas dengan ilmu yang didapatnya. Ilmu yang sudah didapat diperdalam lagi dengan beragam cara karena hakikat ilmu adalah dinamis, tidak statis. Dengan banyaknya sarana belajar, seorang guru idealnya terus meningkatkan kapasitas keilmuannya


Peningkatan kapasitas keilmuan seorang guru setidaknya minimal pada tiga hal, yaitu terkait bidang studi, metode pengajaran, dan penguasaan teknologi. Ilmu yang berkaitan dengan bidang studi secara umum didapat dari bangku kuliah. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang makin pesat, seorang guru perlu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang studinya.


Penguasaan metode pengajaran juga perlu untuk terus ditingkatkan seiring perkembangan zaman yang menekankan pada pola student centered.  Siswa bukan sebagai objek, melainkan subjek proses pembelajaran. Pola mengajar yang menarik pada dasarnya memudahkan siswa dalam menyerap materi yang muaranya adalah pemahaman yang tertanam kuat.


Persentuhan guru dengan teknologi tak dapat terelakkan, terutama pada pembelajaran daring saat ini. Untuk mengetahui tingkat kematangan seorang guru memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran, kita dapat menggunakan SAMR dari Robert Puentedura. SAMR adalah kepanjangan dari substitusi, augmentasi modifikasi, dan redefinisi. Substitusi dimaknai teknologi digunakan sebagai alat pengganti langsung tanpa perubahan fungsi. Kegiatan belajar dan sasaran belajar masih sama dengan sebelum menggunakan teknologi. Augmentasi juga diartikan sebagai teknologi diperlakukan sebagai alat pengganti langsung, tetapi adanya peningkatan fungsi. Di tahap ini, kegiatan belajar sudah mulai berubah, tetapi sasaran belajar masih sama dengan sebelumnya. Kedua tahapan ini dikategorikan sebagai tahap peningkatan. Tahap modifikasi adalah tahap saat teknologi sudah digunakan secara signifikan. Kegiatan belajar berubah signifikan dan sasaran belajar sudah mulai berubah. Tahap terakhir adalah redefinisi, yaitu tahap saat teknologi digunakan sebagai alat berkreasi. Di tahap ini, kegiatan belajar (nyaris) berubah total dan sasaran belajar otomatis berubah. Dua tahap terakhir ini juga disebut tahap transformasi.


Unsur terakhir dari pembahasan sharpen the saw adalah fisik. Slogan mens sana in corpore sano ‘di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’ penting dihayati dalam menjalani kehidupan. Kesehatan menjadi modal dasar dalam menjalani aktivitas sehari-hari.  Makan makanan bergizi, air mineral yang sesuai dengan kebutuhan, istirahat yang cukup, olahraga teratur, dan megelola stres merupakan beberapa cara untuk menjaga kesehatan. Utamanya adalah memohon kepada Yang Mahakuasa agar selalu diberikan kondisi tubuh yang sehat wal afiat.


Seorang guru perlu untuk terus menjaga kesehatan. Tugas guru tidak hanya berada di dalam kelas, tetapi juga tak jarang guru membawa pulang pekerjaan yang belum terselesaikan di sekolah. Untuk itulah, menjaga kesehatan merupakan hal yang mutlak dilakukan aga aktivitas mendidik dapat terlaksana dengan optimal.


Sharpen the Saw  idealnya secara konsisten dilaksanakan oleh setiap orang, tak terkecuali oleh guru. Memberikan nutrisi untuk unsur rohani, emosional, akal, dan tubuh  sejatinya dilakukan agar tugas mulia mendidik generasi berjalan maksimal. Diharapkan muaranya adalah terbentuk profil guru inspiratif, yaitu guru yang bisa memberikan inspirasi lahir batin bagi para siswanya dalam menjalani kehidupan. 


 


Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB