opini

'Krisis' Prancis dengan Islam: Warisan 200 tahun kebrutalan kolonial

Jumat, 9 Oktober 2020 | 09:13 WIB
MACRON

Memang benar bahwa supremasi Kristen kulit putih yang tersebar luas dan budaya kebencian fasis di seluruh Eropa dan Amerika Serikat saat ini, yang mengingatkan pada budaya kebencian Eropa di tahun 1930-an, tidak eksklusif untuk Prancis, tetapi Prancis (tidak seperti orang Israel) unggul dalam hal mengungkapkannya dengan eufemisme minimal.


Krisis yang terus dihadapi Prancis dengan Muslim adalah krisis chauvinisme Prancis, dan penolakan supremasi kulit putih Kristen dan Prancis lais untuk mengakui bahwa negara mereka adalah kekuatan neokolonial kelas tiga dengan budaya retrograde yang dominan yang bersikeras mempertahankannya. kejayaan masa lalu yang terlayani, ketika mereka perlu bertobat dari dosa genosida mereka yang meluas dari Karibia ke Asia Tenggara, ke Afrika, dan yang membunuh jutaan orang sejak akhir abad ke-18.


Yang perlu dilakukan orang Prancis adalah membayar kembali hutang yang harus mereka bayar kepada semua orang yang mereka rampok dan bunuh di seluruh dunia sejak saat itu. Hanya itu yang akan mengakhiri krisis Prancis dengan "Islam" dan dengan dirinya sendiri.


Artikel ini merupakan opini dari Joseph Massad, Profesor Politik Arab Modern dan Sejarah Intelektual di Universitas Columbia di New York, dan pernah dipublikasikan dengan judul “France's 'crisis' with Islam: A legacy of 200 years of colonial brutality” di Middle East Eye pada 7 Oktober 2020, dengan link aslinya: KLIK DI SINI


Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB