Tapi gambaran yang diperkuat melalui Blood and Oil adalah tentang seorang putra mahkota yang terbiasa mendapatkan keinginannya sendiri hanya dengan melemparkan bebannya ke sekitar, dan tidak memiliki kecerdasan dan ketangkasan untuk menerapkan pendekatan lain. Bahkan sekarang, MBS tampaknya tidak mampu memahami bahwa dalam istilah internasional, dia tidak lebih dari penguasa negara berpenghasilan menengah yang bergantung pada keamanan rezimnya pada niat baik asing.
Masih harus dilihat apakah pemerintahannya sendiri atau rezim itu sendiri dapat bertahan dalam gaya pemerintahan ini dalam jangka panjang. Jika tidak, itu akan menjadi patologi hak istimewa kerajaan yang memainkan peran utama dalam mempercepat akhir.
Hope dan Scheck telah melakukan latihan yang bermanfaat dalam jurnalisme investigasi yang memfokuskan semua elemen ini. Tetapi ada satu kelalaian yang mencolok: intervensi dalam perang saudara Yaman hampir tidak dibahas, meskipun sejauh ini merupakan tindakan paling signifikan dari pemerintahan bin Salman hingga saat ini.
Kisah yang tak diceritakan
Pengeboman koalisi Saudi bertanggung jawab atas sebagian besar dari puluhan ribu korban perang, melalui serangan yang meluas dan sistematis terhadap sasaran sipil, yang didokumentasikan oleh PBB dan LSM paling dihormati di dunia.
Blokade yang diberlakukan di negara itu oleh Saudi dan sekutu Emirat mereka adalah penyebab utama dari apa yang sekarang menjadi bencana kemanusiaan terburuk di dunia, di mana 85.000 anak di bawah usia lima tahun diperkirakan telah meninggal karena kelaparan atau penyakit yang dapat dicegah. Jutaan orang terhuyung-huyung di ambang kelaparan.
Untuk ini, sejarah kemungkinan besar akan mendakwa MBS sebagai penjahat perang, dengan negara-negara barat yang menyediakan senjata sebagai aksesorisnya yang sangat diperlukan. Namun, dalam buku yang terdiri lebih dari 300 halaman, hanya empat fokus yang secara substantif tentang Yaman, yang sebaliknya diturunkan ke beberapa penyebutan sekilas.
Halaman-halaman itu memberikan sedikit pengertian tentang kerugian manusiawi dari intervensi Saudi, menggambarkannya sebagai tindakan pertahanan diri nasional yang salah penanganan terhadap Iran - versi peristiwa yang agak murah hati bagi Riyadh, untuk membuatnya sangat lembut.
Ketidakpedulian buku tersebut kepada orang-orang Yaman mencerminkan ketidakpedulian kelas orang-orang yang darinya Hope dan Scheck mengambil sumber mereka. Ini adalah contoh yang mencolok dari kegagalan sistemik media Barat yang lebih luas untuk sepenuhnya mengingatkan khalayak mereka tentang keterlibatan pemerintah mereka, sebuah kegagalan yang telah memungkinkan pemboman dan blokade Saudi terus berlanjut tanpa gangguan.
Selain gosip istana yang cabul, kisah-kisah inilah, lebih dari yang lain, yang benar-benar perlu diceritakan.
Artikel ini merupakan terjemahan dari “Blood and Oil: Saudi palace gossip, orientalism and MBS's invisible war” yang dipublikasikan oleh Middle East Eye pada 17 September 2020.