Pesan kampanye yang berhasil umumnya ditandai dengan keberhasilan dalam menunjukkan kekuatan kandidat. Tapi sekaligus juga pesan itu menunjukkan titik lemah kompetitor.
Misalnya, kandidat A adalah orang yang bersih dan tidak korup. Sementara lawannya (kebetulan) tersangkut dengan kasus korupsi. Pesan kampanye akan berhasil jika menampilkan A sebagai sosok yang bersih. Satu pesan itu sekaligus mengatakan, lawannya, B, pemimpin korup.
Cara termudah menyusun kekuatan kandidat dan kelemahan kompetitor dilakukan dengan membuat kotak pesan.
Imajinasikan. Bayangakn apa yang ingin kandidat katakan tentang dirinya sendiri. Apa yang ingin kandidat katakan tentang kompetitor. Sebalilknya apa yang (mungkin) dikatakan oleh kompetitor tentang dirinya sendiri dan kandidat.
I
Apa yang ingin saya katakan
mengenai diri saya?
II
Apa yang ingin saya katakan mengenai lawan saya
III
Apa yang akan dikatakan lawan saya tentang dirinya sendiri?
IV
Apa yang mungkin dikatakan
lawan saya pada diri saya?
Teknik ini efektif dalam memeriksa kekuatan sekaligus kelemahan kandidat. Termasuk memperhitungkan apakah ada kemungkinan kelemahan kandidat menjadi senjata yang akan dipergunakan oleh kompetitor.
Jangan membuat pesan kampanye hanya dengan memperhitungkan kekuatan kandidat dan kelemahan lawan. Tetapi juga harus memperhitungkan kelemahan kandidat yang mungkin suatu saat bisa dipakai untuk menyerang kandidat.
Kedua hal ini perlu diperhitungkan sebelum menyusun pesan kampanye.
-000-
Ada era governing. Ada era campaigining. Ada era memerintah. Ada era berkampanye.
Untuk sukses memerintah, pemimpin tentu saja harus membuat program multi dimensi. Aneka isu mulai dari ekonomi, hukum, sosial budaya hingga keamanan, perlu diperhatikan.
Tapi untuk sukses dalam kampanye, untuk memenangkan kampanye, cukup kadang hanya satu isu besar saja. Cukup hanya satu slogan kuat.