opini

Mengapa Pensiunan Masih Dianggap Menjadi Beban APBN?

Selasa, 7 Juli 2020 | 16:34 WIB
images (23)


Jakarta,Klikanggaran.com - Kepada yang terhormat, Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), Menko Keuangan Republik Indonesia, Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Taspen (Persero).


Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.


Dengan penuh rasa prihatin sebagai seorang Pensiunan yang semasa muda telah bekerja dengan penuh kesungguhan, tanpa berharap lebih dengan keikhlasan yang penuh, walaupun digaji dibawah standar hidup layak. Akan tetapi, tidak adanya penghargaan dan sedikitpun perhatian kepada para Pensiunan dari Pemerintah Bapak Joko Widodo, Bapak Bambang Brojo Negoro, Menko Keuangan Republik Indonesia, yang telah menganggap Pensiunan adalah manusia-manusia tak berarti yang hanya menjadi Beban Negara. Yang memberati APBN pada tiap tahun.


Bapak-bapak yang terhormat, kalau boleh saya yang rendah bertanya, dimana uang tabungan Pensiun kami? Uang Pensiun PNS itu bukan bagian dari APBN, tapi merupakan hasil tabungan pensiun yang dikumpulkan dan dipotong dari gaji tiap bulan, walaupun dengan gaji yang ada dibawah standar kehidupan yang layak.


Tabungan Pensiun itu sebuah tabungan asuransi yang dikembangkan secara bunga bertumbuh setiap bulan selama 30 tahun yang apa bila diperhitungan dengan standar BI rate uang pensiun terendah PNS Golongan II itu akan mencapai Rp2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) per bulan.


Perhitungan dengan Standar BI Rate 6% per tahun yang dipotong dari 4,75 % gaji selama 30 tahun akan menghasilkan Dana Pensiun mencapai Rp500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) Sedangkan Golongan III sebesar sampai Rp1.000.000.000,- (satu milyar) atau pensiun per bulan sekitar Rp5.000.000,- (lima juta rupiah), sedangkan selama ini yang kami terima sebagai uang pensiun hanya sekitar 40% dari potensi dana pensiun yang kami tabung.
 
Mengapa kami Pensiunan masih dianggap menjadi beban APBN? Bapak Presiden, Bapak Menko Keuangan yang terhormat, uang pensiun itu uang tabungan kami yang kami pinjamkan bukan uang belas kasihan Negara Kepada Kami. Adalah sangat tidak layak bila kami Pensiunan dianggap menjadi beban negara, apapun alasannya. 


Betapa ganjilnya bahwa kami para pensiunan dianggap sampah kehidupan yang menjadi beban Pemerintah saat ini, yang seharusnya berani mengambil tanggung jawab Pemerintah yang terdahulu. Bapak Presiden, Bapak Menko Keuangan dengan disaksikan Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Taspen (Persero) yang makan gaji dari tabungan pensiun kami, tolong hargai kami sebagai mana layaknya. Ingat keberadaan Pemerintahan saat ini "TIDAK AKAN PERNAH TERJADI" tanpa pengorbanan kami. Tanpa perjuangan kami, apa yang bapak-bapak dapatkan saat ini tidak akan pernah bapak rasakan. Tolong hargai kami.


Bersama Pensiunan renta yang diperhinakan.



Penulis: Aziz


Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB