opini

Hubungan Jokowi dan Luhut Retak!

Minggu, 29 Maret 2020 | 15:17 WIB
images (28)


Jakarta,Klikanggaran.com - Kori Schake dalam tulisannya di Foreign Policy menyebutkan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19, AS tidak akan lagi dipandang sebagai pemimpin internasional karena dinilai tidak mampu untuk memimpin dunia dalam menanggulangi pandemi tersebut.


Mengacu pada Schake, dapat disebutkan bahwa pandemi Covid-19 telah menjadi semacam leadership test atau tes kepemimpinan bagi pemerintahan terkait.


Dengan demikian, jika Jokowi katakanlah berhasil dalam menanggulangi pandemi Covid-19, itu akan menjadi legacy atau warisan kesuksesan sendiri, yang mana namanya akan diingat sebagai pemimpinan yang luar biasa.


Atas itu pula, dapat dicurigai, dengan berbagai gelagat Luhut yang kontras dengan aspirasi publik terkait pandemi Covid-19, seperti pembelaannya terhadap turis Tiongkok untuk masuk ke Indonesia dan masuknya 49 tenaga kerja asing (TKA) Tiongkok di Kendari, Sulawesi Tenggara kendati telah terdapat larangan masuk bagi warga Tiongkok, penolakannya terhadap opsi lockdown (karantina wilayah), hingga pada tetap dilanjutkannya proyek pemindahan ibu kota baru.


Boleh jadi Jokowi merasa, dengan masuknya nama Luhut di susunan keanggotaan Gugus Tugas Covid-19, itu dapat menjadi batu ganjalan tersendiri. Terlebih lagi, sosok Luhut yang dikenal begitu berpengaruh, kemungkinan dapat menciptakan tumpang tindih pengaruh dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas.


Jika benar demikian yang terjadi, maka, seperti yang ditulis oleh Profesor Emeritus Bidang Sejarah Pengobatan Universitas Yale, Frank M. Snowden, terjadinya pandemi ataupun epidemi memang kerap menimbulkan gejolak politik tersendiri.


Kemudian, mengacu pada Alejandro Quiroz Flores dalam tulisannya yang berjudul Indonesia’s Disaster Politics, disebutkan bahwa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan lain sebagainya tidak hanya memberikan kerusakan fisik ataupun ekonomi, namun juga dapat merusak institusi demokrasi karena dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi terkait.


Dengan demikian, mengadaptasi temuan Flores, pandemi Covid-19 yang juga dapat dikategorikan sebagai bencana alam, tentu saja dapat mengikis kepercayaan publik terhadap legitimasi pemerintahan Jokowi jika tidak dapat ditanggulangi dengan baik. Oleh karenanya, konteks tersebut menguatkan indikasi bahwa Luhut nampaknya dinilai sebagai sosok yang dapat menghambat penanggulangan pandemi Covid-19, sehingga itu nantinya dapat menjadi ancaman terhadap legitimasi kekuasaan.


Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB