Dari peristiwa itu bisa kita petik betapa kepentingan ekonomi ternyata lebih dasar dan lebih didahului daripada kepentingan politis, dan pemahaman yang bisa kita tangkap dari peistiwa tersebut juga adalah bahwa merosotnya otoritas kekuasaan bisa diakibtkan dari sikap inkonsistensi dan intoleransi terhadap kepercayaan agama yang diyakini banyak orang dan terdapatnya mindset ( cara pandang ) yang sempit terhadap proses akulturasi dan sistem perdagangan bebas, hingga masih kuatnya ego sektoral mengakibatkan “ kekerdilan “ dalam kekusaaan. Ujungnya kemudian Kesultanan Banten pasca kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa secara de facto ada dalam protektorat kekuasaan VOC Belanda ( jelasnya terjajah secara kekuasaan ) sampai berakhirnya Kesultanan Banten di tahun 1813.
----------
Artikel opini ditulis oleh M. Hamdan Suhaemi
Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya
[editor: emka]