opini

Mengenal Bahasa Gaul Gen Alpha: Rizz, Vibes, Sus, dan Drip yang Lagi Tren

Rabu, 18 Desember 2024 | 13:53 WIB
Ilustrasi (Istimewa)

KLIKANGGARAN -- Bahasa tersebut adalah istilah yang sedang populer di kalangan Gen Alpha dan Gen Z, terutama di media sosial seperti Tiktok, Twitter atau Instagram. Dalam penggunaan sehari-hari, beberapa kata seperti rizz, vibes, sus (suspicious), dan drip, memiliki makna dan konteks yang cukup unik atau bercanda di antara teman sebaya.

Istilah ini tidak hanya mencerminkan gaya komunikasi yang modern, tetapi juga menunjukan kreativitas dan identitas budaya generasi muda. Namun, apakah bahasa ini hanya sekedar tren sementara ataukah ia memiliki dampak lebih besar pada cara kita berkomunikasi dan memahami dunia?

Kreativitas dan Identitas Generasi seperti Istilah "rizz" yang merujuk pada karisma romantis , atau "drip" yang memuji gaya berpakaian, menunjukan bagaimana generasi muda menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri. Ini lebih dari sekedar kata-kata; ini adalah identitas.

Mereka menggunakan bahasa ini untuk menciptakan komunitas, menunjukan kepribadian, dan memperkuat hubungan sosial. Dalam hal ini, bahasa gaul mencerminkan kreativitas yang tidak terbatas oleh norma-norma komunikasi tradisional.

Namun, di sisi lain, ada kritikan bahwa penggunaan bahasa atau istilah semacam ini berisiko membuat komunikasi menjadi dangkal. Ketika kata-kata seperti "sus" atau "vibes" digunakan tanpa konteks yang jelas, maknanya bisa menjadi umum atau bahkan membingungkan bagi sebagian orang yang tidak mengetahuinya. Apakah ini berarti generasi muda mengorbankan kedalaman bahasa demi efisiensi?

Media Sosial Sebagai Katalis Tidak dapat disangkal bahwa media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan istilah-istilah ini. Aplikasi seperti Tiktok, Instagram, dan Twitter merupakan ladang subur bagi bahasa gaul untuk berkembang dan menjadi tren global dalam hitungan hari. Kata-kata ini sering kali lahir dari budaya pop, meme, atau bahkan permainan seperti "Among Us" yang mempopulerkan istilah "sus."

Namun, ketergantungan pada media sosial juga membawa tantangan. Bahasa ini cenderung cepat usang karena generasi muda selalu mencari sesuatu yang baru. Apa yang hari ini dianggap keren, seperti "unspoken rizz," bisa saja menjadi basi dalam beberapa bulan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah bahasa gaul ini memiliki nilai yang bertahan lama, atau hanya sekedar produk konsumsi digital yang cepat berubah?

Dampak fenomena bahasa gaul ini tidak hanya mempengaruhi sesama generasi muda tetapi juga lintas generasi. Orang tua, guru, dan bahkan perusahaan kini berusaha memahami istilah seperti "drip" atau "vibes" untuk lebih terhubung dengan anak-anak atau audiens muda mereka. Ini menciptakan peluang untuk membangun komunikasi lintas generasi, tetapi juga tantangan dalam menjaga relevansi dan keaslian.

Namun, ada risiko bahasa ini memisahkan generasi. Jika istilah-istilah ini terlalu spesifik dan sulit dipahami oleh generasi yang lebih tua, kesenjangan komunikasi bisa semakin melebar. Di sinilah pentingnya saling memahami dan tidak menganggap bahasa gaul sebagai sesuatu yang dangkal atau tidak penting.

Bahasa gaul seperti rizz, vibes, sus, dan drip adalah bukti nyata bagaimana bahasa terus berkembang sebagai refleksi budaya. Mereka mencerminkan kreativitas, kecepatan adaptasi, dan pengaruh besar media sosial pada generasi muda. Meskipun ada kritik tentang kedalamannya, bahasa ini tetap menjadi alat yang kuat untuk membangun identitas dan komunitas.

Pada akhirnya, bahasa gaul ini mengingatkan kita bahwa setiap generasi memiliki cara unik untuk mengekspresikan diri. Alih-alih memandangnya sebagai sesuatu yang remeh, kita dapat melihatnya sebagai jendela untuk memahami dunia mereka yang terus berubah.

Penulis : Iftitah Fausta Manurung (Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Pamulang)

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB