KLIKANGGARAN -- Hallo Klikers, kali ini kita akan mengupas film yang dibintangi oleh Prilli Latuconsina yang rilis pada tahun 2023. Film ini merupakan alihwahana dari novel Gita Cinta dari SMA karya karya Eddy D Iskandar yang bercerita tentang kisah romansa Galih dan Marlina.
Puspa Indah Taman Hati pernah ditayangkan pada tahun 1980 dan kembali difilmkan pada tahun 2023. Puspa Indah Taman Hati merupakan film Indonesia yang berlatar tahun 1980an.
Kali ini kita menyoroti bahasa yang digunakan oleh para pemeran dalam film ini. Selama kita menonton dan mendengar seluruh dialog dalam film, tentu kita akan merasa seperti dibacakan buku ataupun kamus.
Baca Juga: Begini Respons Andre Taulany Usai Dilarang Bawakan Lagu 'Mungkinkah' oleh Ndhank Surahman Hartono
Hal itu terjadi lantaran seluruh dialog yang diucapkan oleh pemeran menggunakan bahasa yang baku. Generasi Z tidak akan menemukan bahasa gaul seperti yang saat ini ramai digunakan.
Menurut hemat saya, generai Z perlu menonton film ini agar tahu bagaimana tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pemilihan kata yang sesuai dengan keadaan menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada tahun 1980an sangat menjunjung tinggi tata krama dalam berbahasa.
Seperti halnya dalam dialog Marlina dan Galih pada menit ke 5:50
Galih: Boleh ku tahu namamu?
Marlina: Marlina.
Galih: Galih. Kamu dari Jogja?
Marlina: Tidak. Aku asli Jakarta.
Galih: Punya saudara di Jogja?
Marlina: Sepertinya tidak juga.
Baca Juga: Objek Wisata Luwu Utara Padat Pengunjung di Hari Pertama Tahun Baru 2024, Ini Harapan Bupati Indah
Jika kita melihat dialog tersebut mungkin akan terlihat tidak ada istimewanya. Namun perlu diketahui bersama, bahwa saat ini banyak sekali kosa kata bahasa Indonesia telah bergeser ke bahasa gaul.
Seperti halnya yang diucapkan Galih ketika berkenalan, ia bertanya boleh ku tahu namamu? Sedangkan generasi Z lebih memilih kalimat “boleh kenalan ga?”
Penggunaan kata “tidak” dalam film Puspa Indah Taman Hati sekarang sudah jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari. Kata “tidak” telah mengalami interferensi morfologi dari dialek Betawi menjadi “nggak”.
Baca Juga: [HOAKS] Nomor WA dengan Foto Profil Wabup Lutra Beredar, Minta Penggalangan Dana Tempat Ibadah
Kemudian kata “tahu” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti mengetahui, melihat, mengenal. Kata “tahu” digunakan dalam ragam formal sedangkan “tau” digunakan untuk ragam nonformal.