Bnjarnergara, Klikanggaran.com - Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono (BS), resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Tahun 2017-2018 serta penerimaan gratifikasi.
KPK menduga Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono (BS) menerima komitmen "fee" atas berbagai pekerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sekitar Rp2,1 miliar.
"Diduga BS telah menerima komitmen "fee" atas berbagai pekerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara kurang lebih senilai Rp2,1 miliar," kata Ketua KPK, Firli Bahuri, saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (3-9).
Menyikapi hal itu, sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok Forum Banjarnegara Bersatu (FBB) dan Forum Jasa Konstruksi (Forjasi) menggelar tasyakuran pada Sabtu (4-9). Kegiatan mereka itu dilakukan menyusul ditahannya Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono.
Adapun kegiatan mereka digelar di sebuah rumah di Desa Pucang, Kecamatan Bawang, itu diawali dengan doa bersama. Selanjutnya digelar aksi cukur gundul oleh dua orang warga. Salah seorang anggota FBB, Yanto Togog, mengaku sebelumnya telah bernazar akan mencukur gundul rambutnya apabila kasus korupsi tersebut terbongkar.
"Saya memang sudah bernazar cukur gundul. Dengan cukur gundul ini semoga ke depan pemerintahan di Banjarnegara menjadi bersih," kata Yanto dikutip dari Kompas.com pada Minggu (5-9).
Baca Juga: Cuitan Angga Sasongko Isyaratkan Batalnya Penanyangan Film Keluarga Cemara dan Nussa di Stasiun TV
Sementara itu, Ketua FBB, Setiawan Budiarto, mengatakan acara tasyakuran rencananya akan digelar selama tujuh hari berturut-turut. Adapun acara tersebut dilaksanakan di lokasi yang berbeda-beda secara bergantian.
"Syukuran akan terus dilakukan, sudah banyak masyarakat yang urunan," ucap Setiawan.
Menurut dia, selama ini pembangunan infrastruktur di Banjarnegara sangat pesat. Meski demikian, banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
"Masyarakat di kampung enggak tahu kalau bupati ini korupsi, karena terlena dengan jalan yang halus," ujar Stiawan.
"Masyarakat dininabobokan dengan jalan halus, padahal itu menguntungkan bupati," pungkasnya.
Selain itu, FBB dan Forjasi memasang tiga spanduk.