Menteri PPPA Apresiasi Gerakan Bantu Keluarga yang Hadir untuk Anak Kehilangan Orang Tua Karena Covid 19

photo author
- Senin, 30 Agustus 2021 | 12:38 WIB
Menteri PPPA kunjungi 3 anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 (Dok.klikanggaran.com/GBA)
Menteri PPPA kunjungi 3 anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 (Dok.klikanggaran.com/GBA)

Jakarta, Klikanggaran.com – Seperti kita ketahui bersama, Pandemi Covid-19 tidak hanya merenggut nyawa, tapi juga mengancam masa depan anak-anak Indonesia yang kehilangan orang tua. Gerakan Bantu Keluarga hadir menjadi bagian dari upaya merawat solidaritas public bagi anak yang kehilangan pengasuhan orang tua akibat Covid-19.

Mengingat kondisi pada masa pandemik covid-19, peluncuran Gerakan Bantu Keluarga dilakukan secara virtual pada Minggu, 29 Agustus 2021. Acara ini melibatkan sejumlah pembicara dengan host Fristian Griec, jurnalis, dan Sekjen Gen Indonesia. Turut hadir dalam acara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Menteri PPPA mengapresiasi Gerakan Bantu Keluarga yang digelar bersamaan dengan kunjungannya ke rumah tiga bersaudara anak yatim piatu akibat Covid-19. Anak-anak tersebut adalah Fiona Octaviani (13 tahun), James Fernando (11 tahun), dan Charles Asyera (4 tahun). Mereka tinggal di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Baca Juga: Waduh, Varian Virus Corona C.1.2 Terdeteksi di Afrika Selatan, Varian Paling Banyak Bermutasi Sejauh Ini

Chico Hakim, Aktivis Sosial, berbagi kisah tentang dampak yang dialami oleh kedua anaknya setelah sang istri, Citra Saroso, meninggal dunia pada Juli 2021 lalu. Sementara itu, Sonya Hellen, Ketua Jurnalis Kawan, menyatakan perlu membuat pendataan dengan kunjungan langsung, setelah informasi awal selanjutnya assessment untuk menggali kebutuhan dasar dan lanjutan. Hal ini bertujuan memberikan perlindungan sejak dilakukan emergency respon, penanganan, dan rencana kelanjutan.

Menurut Sonya, hal tersebut menjadi kunci untuk memastikan anak terlindungi dengan benar dan baik, tanpa mengabaikan kebutuhan jangka panjangnya.

Salah satu inisiator gerakan, Ilma Sovri Yanti, menyebut bahwa Gerakan Bantu Keluarga ini ingin mengisi ruang kosong untuk membantu mereka. Antara lain dengan sinergi bersama lintas kementerian dan lembaga maupun pihak swasta dan masyarakat, untuk menjangkau mereka di mana pun berada.

Baca Juga: Tips Sukses Melewati Hari di Tengah Pandemi

“Gerakan ini tidak hanya sekedar data, angka, dan statistik. Ada kebutuhan panjang yang harus menjadi perhatian serius dalam menjawab kerja perlindungan pada anak-anak yang kehilangan pengasuhan dan tidak diharapkan dari mereka juga akan kehilangan masa depan,“ kata Woro Wahyuningtyas, pendiri Paritas Institute.

Sementara Mercy Tirayoh, jurnalis yang juga Ketua Gen Indonesia memaparkan, pada tahap awal, Gerakan Bantu Keluarga akan menjangkau 50 anak yatim, piatu, dan yatim piatu di wilayah Jabodetabek.

“Rencananya donasi yang terkumpul akan disalurkan rutin tiap bulan selama 6 bulan. Kami juga akan mengawal agar hak-hak mereka seperti hak pendidikan dan hak kesehatan bisa dipenuhi oleh negara,“ ungkap Mercy.

Baca Juga: Monolog Sepatu Bekas

Saat ini proses penggalangan dana terus berlangsung melalui Kitabisa.com/Gerakan Bantu Keluarga. Harapannya, suatu saat dana tersebut akan menjangkau dan membantu 50 anak dalam menemukan kembali senyum cerianya untuk bekal melangkah menggapai cita-cita, karena kehidupan akan terus berlanjut.

Untuk diketahui, Gerakan Bantu Keluarga adalah gerakan yang diinisiasi oleh jurnalis dan aktivis perlindungan anak yang berasal dari jurnalis Kawan Anak, Gen Indonesia, Kantor Berita Anak Indonesia (KBAI), Lembaga Partisipasi Perempuan (LP2), dan Paritas Institute.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X