Sementara itu Hendy Hertiasa menegaskan bahwa Karmawibangga ditutup bukanlah karena relief itu mengandung unsur-unsur pornografi atau adegan cabul yang sering diperbincangkan di media sosial. Menurutnya relief di Karmawibangga tidak ada unsur cabulnya karena setiap adegan dalam relief dilukiskan memenuhi standar norma-norma.
Hendy Hertiasa mencontohkan ada adegan orang aborsi (sekarang sudah terpendam) cara aborsinya juga digambarkan tidak vulgar tetapi digambarkan menyamping sehingga memenuhi norma-norma yang ada.
Untuk itulah Hendy Hertiasa menegaskan bahwa Karmawibangga ditutup bukan karana reliefnya mengandung unsur pornografi tetapi karena pertimbangan kontruksi demi keamanan dan kelestarian candi agar tidak roboh seiring dengan berjalannya waktu yang setiap hari menangung beban ratusan bahkan ribuan pengunjung saat naik di punggung Candi Borobudur.***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
PMII Rayon Rawamangun, Membedah Buku PMII Di Simpang Jalan : Sekaligus Bangun Kebersamaan
Rakernas IWO Tahun 2021, Jhodi Yodono Sebut Wartawan Tidak Boleh Rendah Diri
Konfederasi Sarbumusi Susun Draft Rekomendasi Muktamar Ke- 34 Nahdlatul Ulama, Klaster Ketenagakerjaan
Serial 'Layangan Putus' Membuat Gempar Warganet, Tahukah Sejarah dari Layangan?
Juragan99 Sebut Persib Alay, Viking Meradang
Muktamar Ke-34 NU di Lampung Jokowi Ajak Pemuda NU untuk Gerakkan Ekonomi Umat
Yenny Wahid Komentari Dua Kandidat Ketum PBNU, Apa Katanya?
10 Sosok Luar Biasa yang Pernah Menjadi Ketua PBNU dari Masa ke Masa
K.H. Yahya Cholil Staquf Resmi Jadi Ketum PBNU ke-11, Simak Rekam Jejaknya
K.H. Yahya Cholil Staquf Ingin Membuat Kabinet Kerja, Maksudnya?