Selepas lulus magister, Mpok Sylvi disodorkan map oleh suami, isi mapnya sangat mengagetkan karena berisi formulir pendaftaran program Doktor Pendidikan di UNJ. Suami Mpok Sylvi kemudian tidak berhenti memberikan tantangan yaitu usia 50 tahun harus menjadi Guru Besar.
Tantangan dari suaminya kembali terjawab dengan tuntas, tepat usia 50 tahun Mpok Sylvi menjadi Guru Besar, bahkan diusia tersebut Mpok Sylvi juga terpilih menjadi Walikota Jakarta Pusat. Jabatan Walikota tersebut menorehkan catatan special, karena ia resmi menjadi Walikota Perempuan Pertama di Ibukota, bahkan catatan tersebut bertahan hingga sekarang.
Masa Menjadi Birokrat
Mpok Sylvi menjelaskan alasan dirinya menjadi ASN dan kemudian menjadi Birokrat di Pemprov DKI Jakarta, ingin bermanfaat buat orang lain, melalui ASN inilah ia meluruskan niat melayani rakyat.
Baca Juga: Guru Sekolah vs Guru Bimbel, Siapa yang Terbaik? Baca Ini Jangan Baper ya...
Mpok Sylvi memulai pengabdiannya sebagai ASN pada tahun 1985 dan berakhir pada tahun 2016. Pada tahun 2016 ia mengundurkan diri sebagai ASN, bertepatan dengan momen dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 berpasangan dengan calon Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono.
Kalau dihitung secara statistik ia menghabiskan waktu selama 31 tahun mengabdi sebagai ASN di DKI Jakarta.
Cita-cita awal adalah menjadi guru, dalam bayangannya ketika menjadi guru, maka jam kerjanya jelas dan teratur, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 13.00 wib. Sehingga mempunyai banyak waktu untuk mengurusi keluarga dirumah. Namun realisasi dilapangan berbicara lain, ia memulai pengabdian sebagai staf penatar BP 7 DKI Jakarta, lalu dilanjutkan sebagai Staf di Biro Bina Mental.
Salah satu catatan monumentalnya ketika menjadi birokrat adalah terpilih sebagai Walikota Jakarta Pusat setelah melalui proses penjaringan dan Fit and Proper Test. Mpok Sylvi adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Walikota di Ibukota, bahkan catatan tersebut berlanjut hingga kini.
Baca Juga: Dua Nelayan Penjaring Ikan Hilang Terserat Ombak di Pantai Sumberjati Kebumen, Jawa Tengah
Hal tersebut menjadi kegelisahan buat dirinya, bahkan dibeberapa kesempatan mendampingi beberapa Gubernur DKI, ia selalu menyampaikan harapan agar ada penerus dirinya sebagai Walikota di Ibukota. Ia ingin perempuan mendapat porsi yang setara dengan lelaki dalam medan birokrasi.
Jabatan birokrat terus ia daki hingga menjadi Asisten Pemerintahan dan berakhir sebagai Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan. Kesimpulannya ia sudah melewati etape awal hingga etape akhir dari perjalanan birokrasi di Ibukota, status birokrasinya paripurna dari non eselon hingga menjadi pejabat eselon 1 di Ibukota.
Masa Kuliah di UNJ
Alasan kuliah di UNJ ada dua hal, selain dorongan dari suami, juga menyesuaikan ritme dengan pekerjaan. Ketika kuliah program doctoral ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Baca Juga: Hari Batik Nasional 2021, Menjaga Makna Filosofis Kehidupan Rakyat Indonesia
Artikel Terkait
Selaras Ketua DPD RI, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni : Vaksin Nusantara Mampu Akselerasi Atasi Pandemi Covid-19, Kami Dukung!
Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni Gandeng IKAL Lemhannas Komprov DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Ketahanan Bangsa
Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni Turut Mengapresiasi Keputusan Presiden Menurunkan Harga Swab PCR
Sukses Nahkodai Komite III DPD RI, Sylviana Murni Terpilih Kembali Menjadi Ketua
Isu Lowongan Guru PNS Tahun 2022 Tak Dibuka, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni : Kemendikbud Harus Beri Penjelasan
Jakarta Masuk Zona Hijau dan Penuhi Herd Immunity, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni : Jangan Abai dan Tetap Pertahankan Prokes
Panen Porang Nasional 2021, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni : Porang Menjadi Komoditas Menjanjikan