Wamenhan Beberkan Rencana Besar Soal Lumbung Pangan Jokowi-Prabowo

photo author
- Sabtu, 11 Juli 2020 | 10:07 WIB
IMG_20200711_100140
IMG_20200711_100140

Bagaimana dengan status lahan-lahan tersebut?
Punya negara. Jadi lahan gundul. Makanya kita libatkan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), jadi KLHK ikut terlibat. Kementerian ATR juga. Waktu saya jalan, ATR (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional), KLHK saya ajak, PUPR juga saya ajak.


Kemudian bagaimana dengan pekerja di sana? Apakah ditransmigrasi dari Pulau Jawa?
Nggak dong. Pekerjanya kan ada tentara. Ada komponen cadangan. Kita rekrut komponen cadangan nanti. Kita kan sudah hitung dan itu perlu mekanisasi. Modern-lah, bukan labour intensive.


Berarti pengembangan lumbung pangan di Kalteng ini akan menjadi contoh pertanian modern di Indonesia?
Oh iya. Kalau pergi ke New Zealand, itu kan lihatnya ladang gandum, ladang anggur. Itu kan keren-keren. Nah nanti kalau kamu ke Kalimantan ini, insya Allah kalau bisa berjalan dengan baik, nanti kamu jalan ke suatu tempat itu akan melihat ladang singkong. Wuih keren tapi orangnya nggak ada, ya kan.


Jangan lupa di sela-sela itu, karena singkong itu waste-nya itu kan ada bahan ternak dari kulitnya, daunnya.


Berarti akan ada peternakan juga?
Nah sapi harus kita taruh di situ. Kalau per ha itu ada 10 sapi kalau kita 800 ribu ha atau 1 juta ha, sudah 10 juta. Itu nggak perlu impor lagi dagingnya.


Dan pakannya, karena dia kulit singkong dan sebagainya itu nggak akan ada bakteri E. coli. E. coli itu kan dia terikat dari rumput.


Presiden mengungkapkan dalam food estate akan ada badan khusus yang bertanggung jawab?
Ada namanya Badan Cadangan Logistik strategis. Bagian dari Kemenhan. Kita sudah mengajukan surat ke Pak Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi). Nanti badan itu yang akan menangani. Kepala project-nya. Setelah itu kemudian dia yang mengawasi, dia yang menjaga. Pokoknya setiap tahun dia harus produksi terus itu. Jadi kalau negara darurat, nggak dijual dong, disimpan. Tapi kalau negara aman-aman saja ya jual, kan dapat dollar.


Apakah sudah ada lini masa pembentukan badan tersebut?
Kalau bisa besok ya besok. Sekarang on the way.


Lalu, apa perbedaan badan itu dengan Badan Ketahanan Pangan di Kementan?
Ini memang hampir seperti sama tapi berbeda. Kita konteksnya negara kan ada prajurit, harus ada riset. Kalau dia benar-benar untuk kepentingan secara nasional, rakyat. Silakan saja. Kalau tentara mau perang kita harus ada sendiri tapi tetap berbeda.


Selain Kalimantan, apakah ada daerah lain disiapkan untuk pengembangan lumbung pangan?
Kita lihat di Papua, di daerah Merauke. Tapi yang pasti kita akan bergerak ke yang investasinya tidak terlalu besar. Jadi mungkin misalnya di sana nanti lebih cocok katakan misalnya sorgum, atau di sana lebih cocok misalnya tebu. Ya sudah kita buat gula kan bisa.


Kemudian apakah benar pemilihan Kalimantan ini karena dekat dengan calon ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur?
Bukan. Karena lahannya saja. Jadi kayak di Sumatrra kita memetakan juga, mana Sumatra yang masih ada. Sumatera sudah padat loh. Di mana kalau nggak ada ya susah. Jadi di Kalimantan Tengah itu masih banyak. Kalimantan Timur juga ada. Lalu di Sulawesi Tenggara ada juga. Nah kita lagi teliti. Terus di Papua masih ada. Itu saja lahannya, yang lainnya sudah sempit. Kalau Sumatra ada kita kejar juga. Kalau dia hutan kan gak bisa. Ini yang hutannya gundul misalkan. Di Bangka ada tapi kecil.


Lahan-lahan itu kepunyaan siapa? Kemudian berapa investasi dan anggaran yang disiapkan Kemenhan?
Negara. Tapi harus di-protect benar-benar. Kalau enggak nanti bisa jadi kayak Karawang. Jangan dong. (Investasi) Kalau untuk 1 juta hektare itu kira-kira sekitar Rp 68 triliun sampai hilir. 3 tahun 6 bulan balik. Kemudian tidak akan menggunakan anggaran Kemenhan. Kita ngajuin kredit saja kepada pemerintah. Jadi Kemenhan itu minta saja ke BI kredit


Mungkinkan opsi itu diwujudkan?
Baliknya nanti kan dollar.


Apakah BI akan mau memfasilitasi?
Ya kan masyarakat mau masa BI nggak mau. Mau dong masa nggak mau menerbitkan. Empat tahun dibayar pakai bunga, simpel saja. Kita harus begitu, kreatif.


Sumber : CNBC

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X