kebijakan

Gaya Koboy Menkeu Purbaya dan Naiknya Kepercayaan Publik: Ceplas-Ceplos tapi Berdasarkan Data dan Survei Ekonomi Nasional

Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:59 WIB
Menyoroti gaya komunikasi Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa yang kini dinilai meningkatkan kepercayaan publik. ((Instagram.com/@purbayayudhi_official))


(KLIKANGGARAN) — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali menyita perhatian publik setelah pernyataannya yang lugas dan tegas dianggap terlalu berani, bahkan memicu perdebatan di lingkaran pejabat Istana.


Namun, di balik gaya komunikasinya yang disebut “koboy”, Purbaya menegaskan bahwa setiap pernyataan dan kebijakan yang ia ambil selalu berlandaskan data dan hasil survei yang terukur.


Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi kritik dari mantan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom), Hasan Nasbi, yang sempat menilai cara bicara Purbaya bisa mengganggu soliditas di tubuh pemerintahan.

“Saya selalu pakai survei ke masyarakat apakah saya mengurangi kepercayaan masyarakat ke pemerintah apa tidak?"kata Purbaya kepada awak media di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 27 Oktober 2025.

Baca Juga: Pro-Kontra Legalisasi Umrah Mandiri: Pemerintah Pastikan Perlindungan Jemaah, Pelaku Ilegal Terancam 8 Tahun Penjara


"Kalau dari angka terakhir ini, baru keluar angka survei bulan Oktober yang dilakukan oleh LPS,” imbuhnya.

Gaya Ceplas-Ceplos dan Stabilitas Kepercayaan Publik

Purbaya menyebut hasil survei terbaru menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah justru meningkat, setelah sebelumnya sempat menurun pada pertengahan tahun akibat gelombang demonstrasi di bulan Agustus.


Ia mengakui bahwa gaya komunikasinya yang ceplas-ceplos sering dianggap tidak diplomatis, tetapi menurutnya, ketegasan justru mengembalikan sentimen positif publik terhadap kinerja ekonomi nasional.

“Ini kemarin waktu bulan Juli, Agustus, September turun terus terjadi banyaknya demo. Tapi kita lakukan kebijakan yang mungkin untuk bagian kalangan agak drastis agak ceplas-ceplos,"terang Purbaya.

Baca Juga: Inilah Alasan FIFA Luncurkan FIFA ASEAN Cup, Turnamen yang Disebut Bakal Geser Popularitas Piala AFF di Asia Tenggara


"Tapi justru ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat. Pemerintah justru sekarang stabil lagi,” jelasnya.

Purbaya juga menegaskan bahwa stabilitas pemerintahan kini berada dalam posisi baik, salah satunya karena meningkatnya daya beli masyarakat.

“Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat kecuali di mata orang itu ya. Kenapa? Karena daya belinya juga membaik,” tegasnya.

Hubungan Daya Beli dan Kepercayaan Publik
Menurut Purbaya, ada keterkaitan erat antara kondisi ekonomi dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ia menilai, dukungan publik biasanya naik ketika ekonomi membaik dan daya beli meningkat.

Halaman:

Tags

Terkini