“Bila kita temukan, langsung kita tutup,” tegas Nanik.
Tim Investigasi Khusus BGN
Selain itu, BGN membentuk tim investigasi internal untuk melacak penyebab sekaligus menyiapkan solusi jangka panjang. Tim ini dipimpin langsung oleh Nanik dan berfungsi sebagai second opinion sebelum hasil resmi dari BPOM keluar.
“Kami membentuk Tim Investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengidentifikasi kira-kira apa penyebab anak-anak ini sakit,” ucap Nanik di kantor BGN, Senin, 22 September 2025.
Tim tersebut terdiri dari ahli kimia, farmasi, dan tenaga kesehatan yang meneliti seluruh rantai produksi, mulai dari bahan baku hingga proses memasak.
Aturan Penyimpanan Sampel Makanan
BGN juga memperketat aturan teknis bagi SPPG, salah satunya mewajibkan penyimpanan sampel makanan.
“Selain dibagikan kepada anak-anak, setiap hari ada sampel yang disimpan selama dua hari di freezer. Jika terjadi insiden, sampel tersebut akan kami cek di laboratorium,” ungkap Nanik.
Dengan langkah ini, BGN berharap kualitas makanan MBG bisa lebih terjamin sekaligus mencegah terulangnya kasus keracunan massal.**
Artikel Terkait
Dapur MBG Pertama di Luwu Utara Ada di Desa Sidoraharjo, Diresmikan Wakil Bupati Jumail Mappile
BGN Klarifikasi Isu 5.000 SPPG Fiktif: Tegaskan Proses Verifikasi, Mekanisme Dana, hingga Kebijakan Roll Back Dapur MBG
Menelaah Usulan DPR Ubah Skema MBG Jadi Bantuan Tunai, Istana Tegaskan Distribusi Makanan Siap Santap Masih yang Terbaik
352 Siswa Keracunan Massal Imbas MBG di Bandung Barat, Dedi Mulyadi Panggil Kepala Program untuk Evaluasi Terbuka
Sorotan terhadap Masalah MBG Terus Berlanjut, Kali Ini dr Tan Shot Yen Kritik Menu hingga Tuntut Reformasi dan Transparansi