Jakarta, Klikanggaran.com – Tak lenyap diterpa pandemi, para wibu tidak diberi kesempatan untuk bête di rumah oleh anime. Salah satunya lewat film drama roman berjudul The Garden of Word.
Film animasi bergenre komedi/drama ini di negeri asalnya adalah Kotonoha no Niwa. Tak heran jika banyak wibu yang menyebutnya sebagai film romantis, sebab film ini sebenarnya memang romantis.
Banyak pesan di film ini untuk para wibu, di antaranya tentang perjuangan dan keyakinan akan kemampuan diri. Tak kalah penting adalah bagaimana cara kita mewujudkan apa yang kita cita-citakan dan segigih apa kita memperjuangkannya.
Baca Juga: Belajar dari Film Selesai, Apa yang Ingin Disampaikan Tompi?
Diawali dengan pertemuan seorang siswa SMA berusia 15 tahun dengan seorang perempuan berusia 27 tahun di sebuah taman. Keduanya dalam situasi yang sama. Remaja Akizuki Takao membolos sekolah dan Yukari Yukino membolos kerja.
Pertemuan keduanya dibalut keindahan dan romantisnya awal musim hujan di Tokyo. Puisi-puisi sastra bertaburan menyelimuti suasana pertemuan mereka, sungguh mampu membuat pipi para wibu berurai air mata.
Dari pertemuan rutin itu, remaja Takao akhirnya jatuh cinta pada Yukino yang ternyata adalah salah seorang guru di sekolahnya. Air mata penonton dijamin diam-diam mengalir deras pada adegan, di mana sang guru seolah menolak cinta sang murid.
Baca Juga: Pengen Kopi Gula Aren yang Bikin Ketagihan? Boleh Coba Resep Sederhana Ini
Jika para wibu jeli, banyak yang bisa dijadikan pelajaran dalam film animasi ini. Takao, siswa SMA di tahun pertama dalam film ini terlihat sangat dewasa. Ia mempunyai impian menjadi pembuat sepatu dan tak malu mengakui kondisinya. Layak dijadikan contoh.
Dengan gigih dia berjuang mewujudkan cita-cita hingga nyaris tidak lulus ujian terakhirnya. Pagi hari remaja ini berhujan-hujan, membolos sekolah untuk merancang sepatu di taman. Di sela waktu sekolahnya remaja ini pun masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Ada satu adegan yang menampilkan, bagaimana remaja ini menyadari bahwa hidupnya harus disiplin jika ingin cita-citanya tercapai. Takao memacu dirinya agar tidak memboroskan upah kerjanya jika ingin membeli bahan sepatu untuk menghasilkan karya yang indah.
Baca Juga: Monolog Sepatu Bekas
Takao yang tidak lantas menjadi rendah diri dengan kondisi kehidupannya, menyimpan tekad bahwa suatu saat dia akan menemukan Yukari dan impiannya menjadi pembuat sepatu.
Semoga para wibu bisa menyerap banyak pelajaran dari anime yang benar-benar romantis ini.