KLIKANGGARAN-- Jakarta berada di level 2 masa PPKM. Beberapa tempat wisata telah di buka. Mal pun sudah diperbolehkan beroperasi dan taman bermain untuk anak-anak sudah diperbolehkan digunakan. Museum yang berada di Jakarta pun sudah banyak yang beroperasi. Pastinya ada aturan yang diberlakukan karena masih dalam masa pendemi.
Menjelang hari Sumpah Pemuda, Museum Sumpah Pemuda kembali dibuka tapi tidak untuk umum.
Museum Sumpah Pemuda mengumumkan secara resmi pada tanggal 13 Oktober di akun Twitter. Berikut Pengumumannya ;
Halo #sahabatmuseum… Museum Sumpah Pemuda membuka pelayanan kunjungan secara luring terbatas, khususnya kegiatan liputan, penelitian, & dokumentasi/pengumpulan data. Kirimkan surat permohonan ke [email protected].
Baca Juga: Artis Senior Serba Bisa Ellya Khadam Nongol di Doodle, Begini Perjalanan kariernya
Persyaratan untuk mengunjungi museum tersebut antara lain:
1. Dibuka sampai tanggal 27 Oktober 2021
2. Kunjungan maksimal 20 orang/rombongan
3. Mengikuti protokol Kesehatan
Sebelumnya pada tanggal 2 Juni 2021 Museum ini telah di buka untuk umum namun kembali di tutup karena kasus Covid semakin meningkat. Harga tiketnya termasuk murah , untuk dewasa hanya cukup membayar Rp.2000,- dan Anak-anak Rp.1000.
Lokasi Museum Sumpah Pemuda berada di Gedung Kramat 106, Jakarta Pusat. Bagaimana sih sejarah Museum Sumpah Pemuda?
Baca Juga: Squid Game Efect, Sepatu Olahraga Slip-On Putih dan Baju Olahraga Hijau Diburu Pembeli
Beginilah Kronologis perkembangan Gedung Sumpah Pemuda menjadi Museum Sumpah Pemuda
Pada Tahun 1908
Rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20. Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Mahasiswa yang pernah tinggal adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.
Baca Juga: Riddah atau Murtad Adalah Puncaknya Kejahatan
Pada Tahun 1927
Digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106. Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI.
Artikel Terkait
Kecanduan Digital? Yuk Ubah Gaya Hidup dengan Digital Minimalism, 3 Cara ini Membuat Hidupmu Bermanfaat!
Dapatkah Watak Seseorang Berubah?
Arti Nama Dodi Reza
Peringatan Maulid Nabi di Masa Pandemi, Lakukan Saja di Rumah!
Jangan-jangan Kamu Termasuk Toxic People! Coba Deh Ketahui Cirinya!
Carilah Guru Yang Tidak Hanya Buatmu Pintar, Tapi Juga Mampu Membawa Hatimu Kepada Allah
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Dua
Terus Diserang, Kini Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar Dapat Ancaman Santet dari Haters