KLIKANGGARAN-- Sebuah penelitian baru menemukan bahwa meskipun vaksinasi Covid-19 menurunkan kemungkinan rawat inap dan kematian dalam kasus infeksi, mereka yang diinokulasi dapat menyebarkan varian Delta semudah yang tidak.
Para peneliti mengamati lebih dari 600 orang di Inggris selama setahun untuk penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London dan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) dan diterbitkan minggu ini di jurnal The Lancet Infectious Diseases.
“Meskipun vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, temuan kami menunjukkan bahwa vaksinasi tidak cukup untuk mencegah penularan varian Delta di lingkungan rumah tangga dengan paparan yang lama,” kata penelitian tersebut, dikutip RT.com.
Baca Juga: Rizki Rahma Desriyani Raih Medali di Kejuaraan Pencak Silat Dunia, Ketua PSHT Batang Hari Pun Bangga
Dalam analisis mereka tentang "kontak rumah tangga sampel padat yang terpapar varian Delta," para peneliti menemukan 38% dari mereka yang tidak divaksinasi terkena Covid, sementara 25% dari mereka yang divaksinasi mendapatkannya.
Vaksinasi lebih efektif dalam menghentikan penyebaran varian lain, seperti Alpha, mengurangi penyebaran sekitar 40 hingga 50%, menurut penelitian.
Studi ini juga mengklaim bahwa viral load, jumlah virus dalam tubuh seseorang, serupa antara yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi, meskipun virus menghilang lebih cepat pada individu yang divaksinasi, menurut temuan tersebut.
“Orang yang divaksinasi penuh dengan infeksi terobosan memiliki viral load puncak yang serupa dengan kasus yang tidak divaksinasi dan dapat secara efisien menularkan infeksi di rangkaian rumah tangga, termasuk ke kontak yang divaksinasi penuh. Interaksi inang-virus di awal infeksi dapat membentuk seluruh lintasan virus,” tulis makalah itu.
Pejabat kesehatan terus memperingatkan masyarakat bahwa varian Delta adalah varian virus corona yang paling mematikan dan menular dan bahkan individu yang divaksinasi dapat menyebarkannya.
Para peneliti di balik studi Lancet mengklaim program 'penguat' dan vaksinasi yang disetujui untuk individu yang lebih muda akan membantu mengekang penyebaran virus memasuki bulan-bulan musim dingin, “tetapi analisis menunjukkan bahwa perlindungan langsung individu yang berisiko mengalami hasil yang parah, melalui vaksinasi dan non-intervensi farmakologis, akan tetap menjadi pusat untuk menahan beban penyakit yang disebabkan oleh varian Delta.”
Baca Juga: Pengawasan Dalam Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Sumsel Babel Belum Memadai
Ajit Lalvani, salah satu pemimpin studi dan profesor penyakit menular di Imperial College London, mengklaim vaksinasi saja tidak cukup untuk melindungi dari varian Delta, dan data baru ini menunjukkannya, meskipun ia juga mendorong individu yang tidak divaksinasi untuk diinokulasi.
“Temuan kami menunjukkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup untuk mencegah orang terinfeksi varian Delta dan menyebarkannya di lingkungan rumah tangga,” kata Lavlani.***