Malam itu, Tanteb Maudy terbangun karena mendengar suara desisan dari langit-langit kamarnya. Ketika memberanikan diri membuka mata, ia melihat sosok wanita yang sama, merayap di dinding. Ketakutan melumpuhkannya.
Puncaknya terjadi ketika Tanteb Maudy mendengar suara langkah di loteng rumah. Dengan keberanian yang terkumpul, ia naik ke loteng. Di sana, ia melihat kursi tua bergoyang sendiri. Sosok wanita menyeramkan itu duduk di kursi, menatap Tante Maudy tanpa ekspresi. Tapi, saat seekor kucing melompat, sosok itu tiba-tiba menghilang.
Setelah serangkaian kejadian aneh, Tante Maudy memanggil seorang ustaz untuk membersihkan rumah. Sejak saat itu, rumah menjadi tenang.
(**)
Kini, aku dan keluargaku tinggal di rumah tersebut. Syukurlah, kami tidak pernah mengalami kejadian seram seperti yang dialami Tante Maudy. Namun, setiap melewati lemari tua di kamar, aku tak bisa menahan diri untuk tidak mengintip… hanya untuk memastikan.
Cerpen ini ditulis oleh Indah Putri Femila
Artikel Terkait
Mengungkap Kearifan Lokal dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata: Perspektif Antropologi Claude Levi-Strauss
Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang
Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia
Melodi yang Tidak Selesai
Elena Valleta: Si Putri Hutan