Pemberdayaan Perempuan dalam Novel Saman Karya Ayu Utami:Telaah Feminisme Radikal

photo author
- Selasa, 2 April 2024 | 13:11 WIB
Pemberdayaan Perempuan dalam Novel Saman Karya Ayu Utami:Telaah Feminisme Radikal (Dok. Shopee)
Pemberdayaan Perempuan dalam Novel Saman Karya Ayu Utami:Telaah Feminisme Radikal (Dok. Shopee)

KLIKANGGARAN -- Saat kebebasan dan kesetaraan masih menjadi perjuangan bagi banyak perempuan, novel "Saman" karya Ayu Utami menawarkan perspektif yang menggugah tentang perjuangan feminis radikal.

Dengan menggali fakta feminisme dalam novel ini, kita dapat memahami bagaimana Ayu Utami menghadirkan tokoh-tokoh yang tidak hanya mengusung perlawanan terhadap patriarki, tetapi juga menolak norma-norma sosial yang mengikat perempuan dalam kehampaan.

Berikut telaah feminisme radikal yang terdapat dalam novel “Saman” karya Ayu Utami:

Shakuntala: Melawan Penindasan Patriarki

Tokoh Shakuntala menjadi perwakilan utama dari perlawanan terhadap penindasan patriarki. Dengan sikapnya yang keras dan tegas, Shakuntala menolak menjadi objek pasif yang ditentukan oleh norma-norma yang diberlakukan oleh masyarakat patriarkis.

Bahkan dari usia yang sangat muda, Shakuntala menegaskan kebebasannya dengan menyatakan bahwa status keperawanannya tidak menentukan nilai atau martabatnya sebagai seorang perempuan.

Yasmin: Menguji Batas Norma-Norma Seksual

Yasmin, dengan tindakan aktifnya dalam hubungan seksual, menunjukkan penolakan terhadap norma-norma seksual yang mengikat perempuan. Dalam sebuah masyarakat yang masih memandang perempuan sebagai objek atau pasangan pasif, Yasmin memperjuangkan haknya untuk mengekspresikan seksualitasnya dengan cara yang sejajar dengan laki-laki.

Melalui keterlibatannya dalam hubungan berselingkuh, Yasmin membuktikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk menentukan keinginan dan kebebasannya dalam urusan seksual.

Laila: Mencari Kebebasan dari Kendali Sosial

Laila memerankan peran penting dalam mengeksplorasi tema pembebasan dari kendali sosial dan norma-norma yang mengikat perempuan. Dengan menjaga kebebasannya dan kontrol atas tubuhnya sendiri, Laila memperjuangkan haknya untuk tidak merasa bersalah atau terkekang oleh ekspektasi sosial.

Meskipun berada di tengah-tengah pekerja lelaki di New York, Laila menegaskan bahwa kebebasan yang dirasakannya adalah haknya sebagai individu yang tidak terkait dengan norma-norma yang diberlakukan oleh masyarakat.

Melalui novel "Saman", Ayu Utami tidak hanya menciptakan karya sastra yang memikat, tetapi juga sebuah pernyataan yang kuat tentang perjuangan menuju kesetaraan gender dan kebebasan individu perempuan.

Dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang mengusung feminisme radikal, novel ini membangkitkan kesadaran akan pentingnya penolakan terhadap sistem patriarki dan norma-norma yang menghambat kebebasan perempuan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X