bisnis

Duh, 4,1 Miliar Penyertaan modal BUMD Sumsel, PT SAI Habis Dalam Waktu Singkat?

Jumat, 12 November 2021 | 13:33 WIB
Kantor Gubernur Sumsel (dok. Klikanggaran)


KLIKANGGARAN-- Pemprov Sumsel mendirikan Perusahaan Daerah PT Sriwijaya Agro Industri (PT SAI) dengan tujuan menjadikan perusahaan sumber Pendapatan Asli Daerah. PT SAI diberikan modal usaha sebesar Rp4,1 miliar dengan harapan pada tahun pertama sudah menghasilkan profit walaupun hanya sedikit.

Sebagai perusahaan profit income (mencari keuntungan), maka manajemen perusahaan PT SAI diwajibkan melakukan core bisnis yang menguntungkan. Dan bila melakukan investasi harus jelas investasi tersebut untuk usaha apa dan bentuk investasinya berupa apa.

Namun apa yang diharapkan oleh Pemprov Sumsel seakan pupus sudah, keuangan PT SAI terkesan amburadul karena modal usaha PT SAI tidak menghasilkan profit income serta modal tertanam di tengarai bersisa Rp0.

Baca Juga: Pegiat Antikorupsi Berkeyakinan, Kejagung Akan Jerat Aktor Utama Dugaan Mega Korupsi Ogan Ilir 2007-2010

"Menjadi tanda tanya apa bentuk investasi PT SAI dan berapa nilai investasi yang bisa dibuktikan dalam bentuk alat atau usaha bersama," tanya pegiat antikorupsi Sumsel, Ir Feri Kurniawan seperti pernyataannya diterima oleh klikanggaran.com, Jumat, 12 November 2021.

Sebelum membuat perusahaan berbasis profit income biasanya di buat terlebih dahulu Feasibility Study (FS) yang menjadi kerangka RKAP perusahaan yang baru didirikan.

"Namun hal ini tidaklah mudah dibuat di atas kertas saja karena dibutuhkan keahlian bisnis dan keuangan," kata Feri.

Baca Juga: CERPEN: Ketika Bila bertanya, 'Bu, Ayah Itu untuk Apa Sih?'

Entah kenapa FS dan RKAP PT SAI tumbang dalam waktu sedemikian cepat dan belum genap 1 (tahun) operasi. Uang Rp4,1 miliar terkesan ludes karena tingginya biaya operasional perusahaan termasuk gaji Direksi, komisaris dan karyawan yang jumlahnya puluhan orang sementara sumber pendapatan belum jelas.

"Pemprov Sumsel harus meminta pertanggung jawaban Direksi dan Komisaris terkait uang rakyat yang telah ludes dalam waktu singkat. Apa investasi yang real dan dapat dipertanggungjawabkan secara keuangan," pinta Feri Kurniawan.

Seperti, Ekspor kelapa seperti apa karena bila tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Perusahaan maka ini merupakan kebohongan publik.

Baca Juga: Puan Maharani Disindir Susi Pudjiastuti yang Diamini Fadli Zon, Lantas Netizen Menikmatinya

"Bila tercatat dalam keuangan perusahaan maka terdapat pajak yang harus dibayar. Kenapa gaji Direksi sebesar Rp40 juta per bulan sementara bisnis yang dijalankan hanya mendapatkan uang receh," pungkas Feri mempertanyakan.***

Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.

Tags

Terkini