Musi Rawas,Klikanggaran.com - Terkait penyaluran dana Bantuan Sosial (Bansos) Kabupaten Musi Rawas senilai Rp2,6 miliar melalui Dana Anggaran Khusus (DAK) tahun 2019, masih menjadi pertanyaan publik. Pasalnya, diduga ada aktor intelektual dibalik pencairan dana Bansos tersebut dengan modus di surat kuasakan. Jumat (17-4).
"Sebab, yang mengambil uang dalam rekening 154 masyarakat bantuan dari Pemerintah Pusat itu dilakukan bukan oleh penerima langsung. Saat itu uang dalam rekening penerima, ditarik melalui surat kuasa yang dilakukan oknum Dinas terkait bersama pihak fasilitator,” ungkap salah satu sumber dari Bank Sumsel Babel Cabang Muara Beliti yang enggan disebutkan namanya.
Dilain sisi, terkait keberadaan buku rekening yang tidak diketahui masyarakat, djelaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Abu Hanifah, bahwa buku tersebut sesuai arahan dari Pusat disimpan oleh pihak Bank Sumsel Babel.
“Soal buku rekening itu, disimpan Bank Sumsel Babel. Sudah 'pis to pis' sama fasilitator," ujar Abu Hanifah, sembari menguraikan sesuai petunjuk aturan tentang bansos dari DAK yang disalurkan kepada penerima.
“Dalam aturan bantuan itu berupa uang yang diambil langsung oleh penerima dan mereka yang mengelolahnya,” sambungnya.
Menurut Abu Hanifah, untuk penyaluran Bansos, dilakukan atas kerjasama Pemkab Musi Rawas dengan Bank Sumsel Babel, kemudian ditransfer ke penerima.
“Pemungutan uang terhadap penerima sebesar Rp50 ribu, itu untuk biaya administrasi pembuatan dan pembukaan rekening penerima,” tegas PPK.
Sejauh ini, dari beberapa masyarakat namanya yang tercatat sebagai penerima bantuan justru tidak mengetahui soal uang dalam rekening yang tidak pernah dibuatnya.
“Saya tidak pernah mengambil uang bantuan dan membuka rekening di Bank Sumsel Babel. Saat itu jenis bantuan yang ada hanya sebatas bahan material untuk rehab rumah yang diantar oleh perangkat desa,” ungkap salah satu penerima.
Untuk diketahui, dari 154 orang, masing-masing menerima bantuan senilai Rp17.500.000,00 (Rp17 juta lima ratus ribu rupiah), namun demikian, nilai realisasi rill justru tidak sesuai. *(Toding Sugara)